Pengamat : Coach Andi Punya Kapasitas Internasional

  • Whatsapp
Pengamat Sepak Bola NTT Abdul Muis.
banner 468x60

Kupang, penanusantara.com – Andi Susanto ditunjuk sebagai pelatih kepala Persab Belu U-23 oleh Manager Persab Belu Naries Nuwa setelah mendapatkan rekomendasi dan persetujuan dari Ketua Askab Belu, Febby Djuang.

Andi Susanto resmi menandatangani kontrak kerja sebagai pelatih kepala Persab Belu U-23 disela-sela latihan Persab Belu U-15 di Stadion Gelora Haliwen-Atambua, Kabupaten Belu, Rabu 19 Mei 2021 sore lalu.

Read More

banner 300250

Penunjukan Coach Andi Susanto ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam rangkah mengikuti perhelatan akbar sepakbola Liga 3 El Tari Memorial Cup (ETMC) 2021 yang akan berlangsung di Lembata, Agustus 2021 mendatang.

Hal itu diakui oleh Abdul Muis selaku, Penggiat Sepak Bola Nusa Tenggara Timur, menurut Abdul Muis Coach Andi Susanto memiliki kapasitas Internasional.

“Coach Andi Susanto memiliki kapasitas Internasional, teman-teman pelatih di sana harus belajar dari Coach Andi juga,” ujarnya, Senin, 14 Juni 2021 kemarin.

Nama Andi Susanto di sepak bola Indonesia mungkin tak terlalu dikenal. Namanya kalah tenar bila dibandingkan dengan arsitek lokal lain, sebut saja Nil Maizar, Rahmad Darmawan, atau pun Aji Santoso.

Hal ini dikarenakan ia memang tak terlalu sering menjadi pelatih di Indonesia. Ia sempat menjadi pelatih Sriwijaya FC U-21. Pada Februari 2016, ia sempat dikaitkan dengan PS TNI. Ia diproyeksikan sebagai pelatih untuk PS TNI yang akan bermain di turnamen Piala Gubernur Kalimantan Timur. Wacana itu batal setelah PS TNI memutuskan untuk menunjuk Edy Syahputra sebagai pelatih.

Kariernya yang tak mengilap di Indonesia, ternyata tak berlaku kala ia melatih di luar negeri. Setidaknya di Timor Leste.

Kecil di Negeri Sendiri, Besar di Negara Lain

Nama Andi Susanto begitu harum di luar negeri. Pada 2015, ia membawa klub Brasil menjadi juara sebuah turnamen yang digelar di Vietnam.

Kala itu, Andi tengah membesut klub asal Brasil yang saat itu bermain di Divisi Keempat, Bangu Atletico Clube. Bangu Atletico Clube menjadi juara di turnamen BTV International Football Tournament 2015 yang digelar di Vietnam. Bangu menjadi juara setelah mengalahkan Korea University Selection Team.

Sebelum mengalahkan Korea University Selection Team, Bangu lebih dulu menyingkirkan Becamex Binh Duong. Becamex adalah klub yang mondar-mandir di Indonesia lantaran sering bersua klub Indonesia di Piala AFC.

Sinar Andi Susanto terlihat hingga ke Timor Leste. Pada 2017, ia membesut Atletico Ultramar FC. Pada tahun pertama, ia sukses membawa klub tersebut menjuarai dua kompetisi di Timor Leste, yakni: Turnamen 12 November Cup dan Juara kasta kedua Liga Timor Leste.

Andi membesut Atletico Ultramar setelah sebelumnya ia melatih Timor Leste U-16 pada 2016. Bersinar di Atletico, Andi digaet klub Liga 2 Timor Leste, Assalam FC. Assalam FC merupakan klub asal Timor Leste berideologi islam yang dekat dengan sepak bola Indonesia. Mereka kerap merekrut pemain asal Indonesia, salah satunya adalah Markus Horison.

Andi Susanto menjadi pelatih Assalam FC pada 2018. Ia tertantang untuk membawa Assalam FC yang berada di Liga 2, promosi ke kasta tertinggi seperti yang ia lakukan bersama Atletico Ultramar FC.

Sempat Bermasalah dengan AFC

Berbagai prestasi Andi Susanto ternyata tidak diikuti dengan sikapnya yang baik. Pada November 2016, ia sempat dijatuhi hukuman oleh AFC selaku federasi tertinggi sepak bola di Asia.

Pada 2016 yang lalu, AFC menghukum federasi esepak bola Timor Leste sesaat setelah pertandingan kontra Cina Taipe di babak kualifikasi Piala Asia 2019. Federasi Sepak Bola Timor Leste didakwa melakukan pemalsuan dokumen terkait ofisial tim yang mana salah satunya adalah Andi Susanto yang merupakan salah satu ofisial tim.

Dalam rilis dari AFC, Andi Susanto didakwa melanggar Artikel 62 Kode Disiplin AFC terkait tentang pemalsuan dokumen. Rilis AFC saat itu berbunyi: “Tuan Andi Susanto dilarang mengambil bagian dalam kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola dalam jangka waktu 12 bulan karena melanggar Artikel 62.1 Kode Disiplin AFC.”

Sesuai rilis tersebut, Andi Susanto tak bisa berkegiatan dalam sepak bola selama jangka waktu 12 bulan. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan denda dari AFC sebesar 5.000 dolar AS atau sekitar Rp 70 juta dan harus dibayar paling lama 30 hari setelah keputusan ditetapkan.

Terlepas kasus yang pernah menerpa Andi Susanto, ternyata Indonesia menyimpan mutiara-mutiara di lingkungan kepelatihan yang belum terlihat. Andi Susanto akan menjadi lawan Indonesia di Piala AFF U-18 2019. (*/pn)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *