Pertemuan Perencanaan Mikro Produk Gizi, Meningkatkan Kesadaran sebagai Pelopor Menurunkan Prevelensi Stunting

  • Whatsapp
Pertemuan perencanaan mikro yang diadakan di Swiss Belinn Kristal Hotel Kupang
banner 468x60

Tentang pengelolaan rantai pasok komoditas gizi (suplemen TTD ibu hamil dan remaja putri, kapsul Vitamin A, Oralit dan zink, tablet kalsium)

Kupang, penanusantara.com – Nutrition International (NI) dan Save the Children, bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Tangguh Sejahtera (Marungga Foundation), melalui Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA), hari ini (13/08) menyelenggarakan pertemuan Perencanaan Mikro Produk Gizi di Kabupaten Kupang, tentang pengelolaan rantai pasok komoditas gizi. BISA merupakan proyek terpadu gizi spesifik dan gizi sensitif. Proyek ini didanai oleh Pemerintah Kanada, Pemerintah Australia melalui DFAT, Asia Philanthropy Circle, dan the Power of Nutrition, untuk mendukung program nasional pemerintah untuk penurunan stunting.

Read More

banner 300250

Pertemuan perencanaan mikro yang diadakan di Swiss Belinn Kristal Hotel Kupang ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan rantai pasok komoditas gizi, seperti suplemen Tablet Tambah Darah (TTD) yang berisi zat besi dan asam folat untuk ibu hamil dan remaja putri; kapsul Vitamin A, Oralit dan zink, serta tablet kalsium, bagi pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dan petugas puskemas dampingan NI di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Peserta yang terlibat secara luring dalam kegiatan ini berjumlah 23 orang, terdiri dari dua staf Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi NTT, lima pegawai Dinas kesehatan Kabupaten Kupang, dan 16 orang petugas puskesmas, serta dua koordinator provinsi dan kabupaten dari NI. Dan peserta yang terlibat secara daring sebanyak sembilan orang dari NI dan STC

Deputy of Chief Party Proyek BISA, Donatus Klaudius Marut dalam sambutannya mengatakan bahwa, fokus dari Proyek BISA adalah penguatan sisi pelayanan kesehatan dan gizi, serta pemberdayaan masyarakat dengan mempromosikan perubahan perilaku berkaitan dengan asupan gizi. Pertemuan Perencanaan Mikro Produk Gizi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi peserta tentang konsep perhitungan kebutuhan komoditas gizi dengan metodologi data target, data pelayanan dan data konsumsi sesuai perhitungan kebutuhan atau perencanaan suplemen TTD, vitamin A, Oralit dan zink bagi pegawai Dinas Kesehatan dan  puskesmas di Kabupaten Kupang.

Lebih lanjut, Marut menjelaskan bahwa berdasarkan data laporan rutin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang,Timor Tengah Utara, Bandung Barat dan Sumedang pada kuartal pertama tahun 2021 telah menunjukkan adanya perbaikan suplai TTD, di tiga kabupaten dampingan BISA (Bandung Barat, Kabupaten Kupang dan TTU). Presentase Puskemas yang tidak mengalami kehabisan stok TTD selama tiga bulan pertama pada tahun 2021 adalah 68,8% di Bandung Barat, 80% di Sumedang dan 92,3% di TTU. Sementara data menunjukkan belum adanya perbaikan suplai TTD di Kabupaten Kupang, hanya sebanyak 57,7% Puskesmas di Kabupaten Kupang yang melaporkan tidak mengalami kehabisan stok TTD atau sama dengan 42,7% Puskemas yang melaporkan mengalami kehabisan stok TTD selama Januari-Maret 2021. Hal ini perlu mendapakan perhatian khusus untuk perbaikan ke depannya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dr.  Robert A. J. Amaheka dalam sambutannya mengatakan bahwa, kegiatan ini sangat penting, karena meningkatkan kesadaran kita sebagai pelopor dalam menurunkan prevelensi stunting.

Amaheka menjelaskan, terkait dengan Surat Keputusan bersama tiga menteri, untuk tahun 2022 BKKBN akan mengambil alih kerja penanganan stunting dari level  provinsi sampai level desa, hal ini yang menjadi tugas bersama kita handover  penanganan stunting di Kabupaten Kupang. Untuk Kabupaten Kupang pada tahun 2020 anak-anak yang mengalami stunting sebesar 24% (sekitar 7000an anak) yang masih mengalami stunting, dan target Kabupaten Kupang ditahun 2025 turun menjadi 20% ( sekitar 2000 anak ).

Lebih lanjut Amaheka menekankan, yang perlu diperhatikan adalah usia kehamilan berapa  gizi mikro apa yang diperlukan, dan gizi mikro apa yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan lain-lain. Mengakhiri sambutannya, Amheka mengharapkan agar semua peserta bisa berpartisipasi aktif hingga selesai kegiatan, dan yang lebih penting lagi kita harus mengimplementasikan dalam masyarakat.

Dalam kegiatan ini yang bertindak sebagai narasumber antara lain pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dari Bidang Pelayanan Kesehatan Seksi Gizi, Kepala Seksi Farmasi, Bidang P2PM Seksi Diare, dan pegawai Dinas Kesehatan Provinsi NTT Bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi. Metode kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring. Dalam penyelenggaran kegiatan semua peserta, narasumber dan panitia menerapkan protokol kesehatan secara ketat termasuk negatif rapid test antigen. (*pn)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *