Abi Yerusa Sobeukum Tepis Stigma Perempuan Bukan Sekedar Memenuhui Kuota

  • Whatsapp
Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Abi Yerusa Sobeukum berbincang dengan Agustinus Bedi Utomo Gilo Roma selaku Ketua Forum Pemuda NTT
banner 468x60

https://www.youtube.com/watch?v=KVREkrk8vqg

Kota Kupang, penanusantara.com – Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Abi Yerusa Sobeukum menepis stigma bahwa Perempun bukan sekedar memenuhui kuota, hal itu dikatakan Ira saat berbincang bincang bersama Agustinus Bedi Utomo Gilo Roma selaku Ketua Forum Pemuda NTT, Minggu 01 Mei 2022.

Read More

banner 300250

Dirasakan Ira saat ditanya soal Perempuan dalam Partai Politik, menurutnya sangat berbeda bahwa Partai Politik tidak bisa ikut pemilu sejak struktur partai atau pengurusnya, kemudian formasi caleg tidak mempunyai 30 persen.

Ia mengaku sempat terjebak dalam kondisi itu, bahwa ia sebelumnya sudah berproses di organisasi sehingga ia berpikir untuk melawan stigma itu.

“Perempuan terlibat bukan sebagai memenuhui kuota 30 persen, sehingga ini harus menjadi gerakan bersama, beta (saya.red) meridukan kaderisasi perempuan khususnya di partai harus jalan,” ungkap Ira.

Sebelumnya, DPRD Kabupaten Kupang asal Dapil 3 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengaku dirinya lebih senang menjadi seorang aktivis dibandingkan menjadi politisi.

“Kalau aktivis beban cuman satu, berjuang untuk rakyat dengan berbagai cara, dan bebanya itu cuman satu berjuang sebesar besar hanya untuk kepentingan rakyat, kemudian kalau menjadi politisi teruma kemudian menjadi legislator, menurut beta tanggungjawab lebih banyak, tidak seenak semacam aktivis,” akuinya

Ditambahkan Ira, Banyak pengalaman yang terjadi bahwa kaderisasi perempuan di partai politik tidak maksimal maka banyak perempuan yang maju legislatif hanya untuk memenuhui kuota.

“Karena regulasi, partai merekrut perempuan tanpa ada persiapan, rekrutmen yang baik, ini menjadi PR sebenarnya sejak kita berproses di organisasi dan kemudian belajar tentang banyak hal dan ini menjadi keresahan,” jelas Ira

Perempuan kelahiran Oh’aem, 23 April 1991 ini juga mengaku bahwa perjuangan perempuan 30 persen itu merupakan jalan perempuan yang panjang.

“Itu harus diisi dengan kita hari ini, perempuan harus terus bergerak, jangan perempuan merasa bahwa sudahlah intinya ketong (kita.red) juga ada di dalam, ini jangan dipandang sebelah mata dengan jalan yang panjang pedahulu sudah buat,” tegasnya

Ia berharap kehadiran perempuan di partai politik, baik di struktur dan kemudian perempuan yang terus ikut dalam hajatan politik, harapanya tidak sekedar memenuhui kuota. (*pn)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *