Kota Kupang, penanusantara.com- Reaksi sekretaris Bara JP, Hildibertus Selly mempersoalkan sikap ketua Bara JP yang mendukung gerakan 111 mendapat reaksi keras dari para relawan Jokowi lainnya di Kota Kupang. Sekalipun dianggap masalah internal, tetapi sikap Bertus dianggap sebagai preseden buruk terhadap eksistensi relawan Jokowi yang membiarkan kejahatan sistematis dalam kasus PIP terjadi di Kota Kupang. Jika tidak mau terlibat, sebaiknya Bara JP NTT dibubarkan saja. Hal ini disampaikan Ketua Presidium Seknas Jokowi NTT, Ruddy Tokan di sela-sela persiapan aksi 111.
“Sebagai relawan yang pernah sama-sama berjuang memenangkan Jokowi menjadi Presiden, kami menyesal ada polemik di tubuh Bara JP yang mempertentangkan perjuangan membela hak rakyat di Kota Kupang. Pertanyaannya, keberadaan lembaga perjuangan ini untuk apa? Harus bisa dibedakan, substansi perjuangan ini bermuara pada kepentingan puluhan ribu rakyat Kota Kupang yang haknya disandera oleh pihak tertentu terkait bantuan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Secara pribadi, terpahami bahwa masing-masing orang memiliki hak politik yang dilindungi undang-undang untuk bebas mendukung calonnya sendiri-sendiri, tetapi pada ruang tertentu, kita harus bisa menempatkan kepentingan rakyat di atas segala-galanya,” tegas Ruddy Tokan.
Tokan melanjutkan, polemik yang terjadi di tubuh Bara JP itu hanya soal mekanisme organisasi. Bukan pada substansi perjuangan yang sedang digelorakan oleh Sekretariat Bersama Jaringan Relawan Jokowi tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebenarnya, sekretariat bersama Jaringan Relawan Jokowi yang terdiri dari Seknas Jokowi NTT, Jenggala Center, Poros Jokowi termasuk Bara JP telah mengundang semua elemen untuk mendiskusikan rencana aksi 111 guna memperoleh kesamaan persepsi tentang polemik bantuan Beasiswa untuk rakyat di Kota Kupang. Termasuk para aktivis Bara JP yang mempersoalkan sikap ketuanya. Bahkan gelar diskusi itu sengaja dilakukan di sekretariat Bara JP dengan maksud memperoleh informasi pembanding sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan untuk menggelar aksi 111.
Namun semuanya pada menghindar, bahkan memantau dari jarak jauh. Sikap aktivis seperti ini tidak elok bahkan kekanak-kanakan. Seharusnya ada pertarungan gagasan soal PIP agar diskusi bisa mencapai simpul yang berkwalitas tentang polemik PIP.
“Pada tikungan ini, publik bisa menilai ada apa dengan Bara JP NTT ? sebab informasi yang diendus dari beberapa pihak bahwa Bara JP pernah didatangi Niko Frans yang adalah calon Wakil Walikota Kupang dengan maksud meminta dukungan. Bahkan sekretaris Bara JP sendiri adalah salah satu tim sukses yang sehari-hari melakukan kampanye terbuka melalui media sosial untuk calon tersebut. Oleh karena itu, segera tanggalkan kepentingan pribadi tersebut dan kembali ke roh perjuanganmu jika masih menyebut diri sebagai relawan Jokowi,” ungkap Ruddy Tokan.
Sementara itu, Hildebertus Sely selaku sekertaris BaraJP NTT pada jumpa Pers, Selasa (10/11) mengatakan Program Indonesia Pintar(PIP) hanya dikota kupang saja yang bermasalah.
“Padahal sudah di cairkan di tahun 2014, tapi sekarang ada apa sehingga terjadi seperti Ini dan ini semua tidak sesuai lagi dengan aturan, jadi kita akan tegas pertanyakan ini,” katanya
Menurut Sely, Terkait suksesi pemilukada kota kupang BaraJP NTT secara organisasi bersifat netral, tidak ada dukung mendukung pasangan calon tertentu. (Pito)