Akademisi Undana Minta Rezim Pemerintahan Belu saat ini Tanggalkan Ego

  • Whatsapp
Akdemisi Universitas Nusa Cendana Kupang, Yohanes Jimmy Nami

Atambua, penanusantara.com – Sejak Pemerintah Provinsi NTT menetapkan pariwisata sebagai lokomotif penggerak perekonomian, Pemerintah Kabupaten Belu dibawah komando Bupati Belu Willy Lay dan Wakil Bupati Belu JT. Ose Luan saat itu langsung tancap gas dengan membangun beragam destinasi dan fasilitas wisata.

Salah satu destinasi wisata yakni Patung Bunda Maria Pelindung Segala Bangsa. Berlokasi di bukit Fatuloko, Dusun Gurita, Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, patung Bunda Maria memiliki tinggi mencapai 33 meter, dan dibangun di atas lahan seluas 5,9 hektare.

Read More

Pembangunan patung Bunda Maria Pelindung Segala Bangsa di Perbatasan RI-Timor Leste tidak dilanjutkan sejak tahun 2021.

Alasan tidak bisa dilanjutkan pembangunan Patung Raksasa “Maria Bunda Segala Bangsa” tersebut lantaran Pemerintah Daerah (Pemda) Belu tak menganggarkan anggaran di tahun 2021 dan tahun 2022 ini.

Hal ini dibenarkan Plt. Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Belu Geradus Mbulu ketika diminta konfirmasinya, Sabtu (3/9/2022) melalui pesan whatsapp.

Hal ini mendapat tanggapan dari Akdemisi Universitas Nusa Cendana Kupang, Yohanes Jimmy Nami saat malukan kunjungan ke lokasi patung tersebut.

Menurut Jimmy yang juga Pengamat Kebijakan Undana ini bahwa sebenarnya masa-masa transisi dari masing-masing pemerintahaan itu tentu ada hal baik yang perlu dilanjutkan.

Dijelaskannya, persoalan ada ego dari masing-masing pemerintahaan, masing-masing rezim yang kemudian seolah olah membuat sesuatu yang berbeda.

“Kalau kita bicara konsep pembangunan bekelanjutan, ada hal-hal yang baik yang bisa dijadikan sebagai program baik keberlanjutan pembangunan di kabupaten belu, itu bisa saja dilanjutkan dengan lebih ditingkatkan prosesnya, kalau misalnya ada yang lemah bisa saja dilakukan evaluasi apakah bisa dilanjutkan atau diganti dengan program lain yang saling mendukung dengan program-program lain yang dicanagkan oleh resim yang baru,”

Menurut Jimmy, Misalnya bicara tentang parawisata, masing-masing rezim memiliki kajian, misalnya patung bunda maria yang di teluk gurita itu.

“Itu kan saya pikir salah satu spot parawisata yang strategis dan bisa juga berkontribusi bagi PAD Kabupaten Belu, kenapa tidak dilanjutkan saja, padahal sudah cukup banyak membuang anggaran sebelumnya dan menjadi salah satu spot yang menarik buat wisatawan baik itu wisatawan domestic, masyarakat belu sendiri dan masyarakat dari luar belu,” ucap Jimmy.

Ia menambahkan, perlu dipertimbagkan untuk dilanjutkan sehingga selain memberikan indeks kebahagian bagi masyarakat belu juga dapat menambah spot parawisata dan juga menambah PAD bagi Kabupaten Belu sendiri.

“Jadi ego rezim itu saya pikir perlu ditanggalkan sehingga jangan sampai ada kebutuhan masyarakat yang kemudian dikorbankan hanya karena memiliki ego,” tegas Jimmy.

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *