Atambua, penanusantara.com – Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Perubahan (FKMPP) yang berasal dari tenaga kontrak aktif lingkup pemerintah kabupaten belu (Pemkab) menyampaikan aspirasi mereka ke dprd belu, Selasa (22/6/2022).
Kedatangan mereka guna menyampaikan aspirasi, meminta polemik tekoda dihentikan.
Kedatangan mereka ke gedung DPRD untuk menemui wakil rakyat itu sudah mendapat ijin dari setiap pimpinan OPD lingkup pemkab belu.
Aksi tersebut mendapat tanggapan serius dari Pengamat Kebijakan Fakuktas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Yohanes Jimmy Nami.
Menurut Jimmy Nami, pemerintah kabupaten belu, diharapkan segera mencari jalan keluar terhadap polemik tenaga kontrak di kabupaten belu.
Hal itu dikatakan melalui pesan whatsapp, Rabu (22/6/2022) kepada media ini.
Sebagai solusi, Pemda Belu harus mencari jalan keluar agar tidak terjadi dinamika yang berlebihan dan akan menganggu jalannya pemerintahan maupun relasi antara eksekutif dan legislatif.
Jika dibiarkan polemik ini berkepanjangan, menurut Jimmy akan berdampak pada jalannya pelayanan publik.
“harus ada win win solusi terhadap proses rekrutmen tekoda ini, jangan malah menimbulkan konflik yang sifatnya membenturkan berbagai kepentingan yang ada,” kata Jimmy.
Dikakatan Jimmy, Bupati dan DPRD harus duduk bersama untuk mencari solusi, harus transparan dengan mekanisme perekrutan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja.
Ia berharap agar jangan lagi ada SDM titipan agar memenuhi azas keadilan dan tidak menambah kekisruhan.
Ditambahkan Jimmy, tendensi politisnya jangan sampai dominan terkait proses rekruitmen tekoda, yang harus dikedepankan adalah pemenuhan kebutuhan SDM birokrasi yang profesional dan solusi terhadap serapan tenaga kerja daerah.
Diberitakan sebelumnya, tenaga kontrak aktif yang saat ini bekerja pada sejumlah instansi pemerintah kabupaten belu, mendatangi gedung dprd guna menyampaikan aspirasi.
Pada penyampaian aspirasi tersebut ada 20 orang yang masuk menemui sejumlah anggota DPRD untuk menyampaikan aspirasi mereka, namun di luar gedung DPRD Belu ada ratusan Teko Belu aktif dengan pakaian hitam putih menunggu di luar.
Sesuai data yang dihimpun media ini, sebelum melakukan aksi, Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Perubahan Rai Belu, hampir di setiap akun grup media sosial Facebook, beredar percakapan berisi perintah kepada seluruh tekoda belu aktif pada dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Belu untuk hadir menyampaikan aspirasi di DPRD Belu. (*pn)