Apresiasi Sekolah Lapang Cuaca Nelayan BMKG di Kota Kupang

  • Whatsapp
Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy P. Funay bersama peserta Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN)
banner 468x60

Kota Kupang, penanusantara.com – Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy P. Funay, mengapresiasi penyelenggaraan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kota Kupang. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor BMKG NTT, Kelurahan Pasir Panjang, Rabu (30/3) itu dipadukan dengan perayaan puncak peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72 yang berlangsung secara streaming oleh BMKG pusat dan dibuka oleh Presiden RI ke-5, Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri, sebagai tokoh pelopor kemetrologian di Indonesia.

Menurut Sekda kegiatan perikanan baik perikanan tangkap, budidaya perikanan dan kegiatan pesisir sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Untuk itu diperlukan informasi tentang cuaca laut dan iklim yang penting bagi kegiatan perikanan pada umumnya. Atas nama Pemerintah Kota Kupang, Sekda menyampaikan terima kasih kepada BMKG, dengan data dan informasi yang akurat dan sudah diakui dunia bisa memberikan pencerahan kepada para nelayan di Kota Kupang.

Read More

banner 300250

Kepala Stasiun Maritim Tenau Kupang, Mohamad Saiful Hadi, SP, menyampaikan kegiatan SLCN yang digelar BMKG bertujuan untuk mengedukasi para nelayan dan petugas terkait guna memahami informasi cuaca kelautan yang dikeluarkan BMKG untuk keamanan dan kenyamanan aktivitas mereka di laut. Menurutnya kegiatan ini secara rutin mereka gelar di wilayah NTT. Tahun lalu kegiatan yang sama digelar di Lembata. Tahun ini kembali digelar di Kota Kupang, karena masih banyak nelayan yang belum tersentuh. Untuk kegiatan SLCN Tahun 2022 ini diikuti 25 orang peserta. 20 orang dari para nelayan di Kota Kupang dan 5 orang dari petugas penyuluh perikanan.

Sebelumnya dalam arahannya pada acara puncak peringatan Hari Meteorologi Internasional ke-72, Presiden RI, Joko Widodo menyampaikan fenomena perubahan iklim di dunia sudah semakin nyata. Cuaca dan iklim ekstrem makin sering terjadi dan berisiko. Sebagai negara agraris, Indonesia sangat terdampak akibat perubahan tersebut yang mengakibatkan produktivitas pangan menurun. Karena itu Presiden mengimbau agar info cuaca yang diberikan BMKG diperhatikan secara serius. Perlu diformulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta upaya penanganannya.

Presiden menilai perlu ada sistem peringatan dini yang handal dengan memanfaatkan teknologi untuk membangun kesadaran dini pada masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan perlu dilakukan agar masyarakat dapat merespons secara cepat risiko yang timbul akibat perubahan cuaca ekstrem. Presiden juga mendorong diperkuatnya kolaborasi untuk adaptasi dan mitigasi risiko bencana akibat perubahan cuaca.

Hal senada juga disampaikan Kepala BMKG Pusat, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D. Menurutnya aksi mitigasi dan adaptasi perlu dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan pentahelix untuk mencegah korban jiwa dan kerusakan. Diakuinya petani dan nelayan adalah kelompok yang rentan terdampak perubahan iklim yang bakal mempengaruhi ketahanan pangan. Karena itu sejak tahun 2011 BMKG telah menggelar sekolah lapangan cuaca bagi petani dan nelayan di sejumlah daerah.

Turut mendampingi Sekda dalam kegiatan tersebut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius Lega, SH dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Kupang, Ernest S. Ludji, SSTP, M.Si. (*PKP_ans)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *