Awang Notoprawiro, Penjual Kue Yang Menjadi Pejuang Aspirasi Bagi Propinsi NTT

  • Whatsapp

Artikel berikut ini, penulis mencoba untuk melirik Awang bukan sebagai politisi atau pengusaha tetapi melirik Awang secara subjektif inspirasi anak muda.

Kita tahu data pengangguran di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2015 mencapai 2,41 juta orang dari populasi 3,3 juta penduduk usia kerja. Bahkan pengangguran intelektual pun masih tinggi mencapai 8,97%, meskipun total pengangguran masih didominasi pendidikan SMP ke bawah sebesar 71,63%.

Read More

Sebenarnya apa yang jadi masalah sehingga masalah penggangguran rentan menjadi penyakit sosial?

Banyak berprasangka buruk jika ini akibat dari ketidakmampuan pemerintah untuk sejahterahkan rakyat, Bahkan sebagian menyebut karena malas. Parahnya lagi menyebutnya sebagai takdir yang ditetapkan sejak dia lahir.

Jika asumsinya adalah malas, mungkin secara akal sehat dapat diterima. Tapi bagaimana jika dikarenakan takdir??? Jika alasannya adalah takdir, mungkin fakta tilas tokoh Awang bisa dijadikan sebagai referensi kita untuk menilai kesuksesan seseorang itu dipengaruhi takdir atau tidak.

Awang Notoprawiro yang diketahui penulis dari berbagai sumber ditakdirkan lahir di keluarga Nelayan dengan Sembilan Saudara. Selang waktu kemudian, Awang harus menjadi anak angkat dari keluarga lain. Pasti sobat semua tahu alasannya kenapa? Banyak menyebut jika ekonomi alasannya. Penulis tidak mencoba untuk mengarahkan ke sana, sangat tergantung subjektif kita.

Lantas, apakah menjadi anak angkat keluarga lain menjadikan Awang hidup bermewah. Hemat penulis tidak demikian. Terbukti Awang pun masih juga berjualan kue untuk penuhi kebutuhan pribadinya.

Mungkin saksi hidup teman Awang bisa menceritakan perjuangan Awang masa kecil. Tapi sumber pribadi sebutkan jika jualan kue itu mampu memberi kenyataan jika sejak SD Namosain, SMP Frater sampai dirinya tamat SMA Giovanni adalah hasil dari tabungan jualan kue. Kemudian, saat SMA diri Awang pun sering melaut di malam hari agar ada tambahan keuangan.

Kemudian bagaimana diri Awang bisa selesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Kupang? Apakah ini juga dari hasil tabungan jualan kue dan melaut? Sah-sah saja jika disebut demikian, karena ini ada rentetannya.

Tapi yang pasti, saat studi Awang di Universitas belum ada kepastian pembiayaan yang ditanggung orang lain. Dirinya harus gonta-gontakan untuk mencari hasil dari melaut yang kemudian dijual untuk datangkan uang bayar registrasi dan uang hidup sehari-hari.

Saat ini Awang sudah diketahui menjadi Pengusaha Sukses dengan usaha “BIAR MANDIRI TRANSPORT”. Meskipun di sisi lain, sosok ini lebih dikenal sebagai politisi PAN NTT.

Gadang-gadang namanya disebut sebagai Calon Anggota DPR RI dari Dapil NTT 2. Tapi apakah Awang mampu buktikan dirinya menjadi legislator NTT nanti di tahun 2019. Sah-sah saja jika sobat semua yakin “Bisa”.

Ingin penulis beritakan, jika seseorang mampu untuk menyukseskan dirinya menjadi orang yang mandiri maka tidak diragukan jika dirinya juga mampu untuk sukseskan orang lain. Jika seseorang mampu berjuang untuk dirinya meraih masa depan maka tidak diragukan juga jika dirinya mampu berjuang untuk orang lain.

Intisari dari tulisan ini ingin memberitakan jika kesuksesan seseorang bukan ditentukan takdir, tetapi lebih ditekankan pada keinginan usaha yang kuat. Kerja keras dan kejujuran menjadi ihwal utama untuk meraih asa. Jika saja semua kita anak muda berpikiran seperti Awang untuk memunculkan ide kreatif sejak dini melalui usaha mandiri, maka data pengangguran yang tinggi di NTT tidak lagi tercatat seperti itu.

Untuk itu, penulis lebih menyebut Awang sebagai inspirasi subjektif anak muda, jika takdir bukan penentu segala-galanya. Penentuan masa depan hanya pada usaha dan kreativitas masa sekarang. Tidak Salah juga jika saat ini Menggadang AWANG NOTOPRAWIRO untuk menjadi Pejuang Aspirasi bagi Propinsi NTT.

***, pito

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *