Larantuka, penanusantara.com – Begitu besar dampak pandemi covid-19 terhadap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Keadaan ini tentu menjadi sejumlah rentetan panjang yang menerpa segala aspek kehidupan.
Peristiwa ini seakan-akan menjadi momok menakutkan dan kemudian menjadi pilihan sulit antara mengamankan diri atau memenuhi tuntutan hidup sehari-hari.
Kondisi serupa juga menerpa aktivitas ekonomi yang melibatkan pedagang dan buruh pelabuhan di Pelabuhan Veri Waibalun, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Rabu, (07/07/21).
Kepada Pena Nusantara, Ibu Ana Odjan, salah satu pedagang warung mengungkapkan pandemi covid-19 yang semakin mewabah sangat mempengaruhi hasil dagangannya.
Alhasil, perolehan omset harian menjadi terdegradasi, ditambah dagangan tersebut hanya dijual 3 kali seminggu sesuai dengan jadwal kapa veri (senin, rabu, jumat).
Meski demikian, Ibu Ana mengaku konsisten dengan rutinitas berdagang mengigat hal ini sebagai akses pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, kendati dihadapkan dengan kehawatiran pandemi covid-19.
“Karena pandemi covid dagangan semakin sepi. Tetapi mau bagaimana lagi kalau sudah musibah. Apa lagi ini soal kebutuhan hidup,” ungkap Ana Odjan.
Hal berikut dikatakan salah seorang buruh pelabuhan, bapak Syamsul Baur, dengan penuh percaya diri tidak takut akan keganasan covid-19. Baginya, rasa takut berlebihan juga punya pengaruh besar terhadap kesehatan.
“Kalau saya tidak takut dengan corona. Intinya adaptasi dengan keadaan dan perhatikan protokol kesehatan,” ujar syamsul sembari memperbaiki posisi masker.
Selain itu, pelayanan tiket yang berlangsung di loket pelabuhan semakin di perketat. Dari keterangan petugas loket, teruntuk calon penumpang harus sertakan surat negatif rapid antigen saat membeli tiket. Selain untuk akses memperoleh pelayanan, surat rapid antigen sebagai upaya mengidentifikasi akan potensi penularan covid-19 terhadap sesama pelaku penyeberangan. (Paul Kebelen)