Kota Kupang, penanusantara.com – Beredarnya suara rekaman di media sosial (medsos) dan berita terkait ujaran kebencian dan SARA di Provinsi NTT yang diduga dilontarkan oleh Ketua DPRD Kota Kupang, Yezkial Loudoe terkait aksi dan mosi tidak percaya kepadanya, wajib segera diredam dan diselesaikan bukan dibiarkan meluas dan liar di medsos.
Demikian ditegaskan oleh Gabriel Goa, Dewan Pembina Lembaga Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia melalui rilisnya seperti yang dilansir Garda Indonesia pada Sabtu siang, 29 Mei 2021.
Menurut Gabriel Goa, jika dibiarkan liar di media sosial dan berita media, maka akan menimbulkan potensi friksi SARA. Terpanggil untuk menyelamatkan NTT sebagai Provinsi Terbaik Toleransi dan wilayah lahirnya Pancasila, maka kami dari Lembaga PADMA Indonesia (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) menegaskan 3 (tiga) hal di antaranya:
Pertama, mendesak Wali Kota Kupang dan Forkopimda segera konsolidasi mengatasi liarnya pernyataan SARA di media sosial yang bisa mengganggu toleransi atas sesama anak bangsa di NTT, khususnya Kota Kupang.
Kedua, mendesak Gubernur NTT dan Forkompimda NTT agar proaktif berkoordinasi dengan Wali Kota Kupang dan Forkompimda segera atasi ujaran kebencian dan diskriminasi SARA.
Ketiga, mendesak Uskup Agung Kupang Mgr Turang dan Ketua Sinode GMIT NTT agar segera melakukan dialog untuk atasi liarnya pemberitaan yang bisa mengarah pada konflik SARA jika tidak segera di atasi.
Diberitakan sebelumnya, Menyikapi aksi Aliansi Sikap Warga Kota (SIKAT) yang menggelar Demonstrasi di Kantor DPRD Kota Kupang pada Kamis, 27 Mei 2021 lalu.
Ketua DPRD Kota Kupang Yeskiel Loudoe diduga menyebut peserta yang menghadiri demo itu adalah seluruhnya orang Flores dan beragama Katolik.
Rekaman suara diduga milik Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe beredar di group WhatsApp hari ini, Sabtu, 29 Mei 2021.
Tujuan dari pendemo, menurut pemilik suara itu adalah untuk memberikan mosi tidak percaya kepada Yeskiel Loudoe yang berasal dari Kabupaten Rote dan beragama Protestan sebagai Ketua DPRD Kota Kupang.
Menurutnya Yang bertanggungjawab dalam demo itu hampir keseluruhan semuanya orang Flores dan agama Katolik untuk menjatuhkan Ketua DPRD Kota Kupang Yeskiel Loudoe asal Rote agama Kristen Protestan.
Hingga berita ini dimuat, Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe belum berhasil dikonfirmasi. (*GI/PN)
Nonton videonya :