Maumere, penanusantara.com – Fraksi Demokrat Kabupaten Sikka menilai pembayaran uang honor bagi pemain Persami yang mengikuti piala ETMC 2017 sangat Diskriminatif.
Hal ini disampaikan oleh Fraksi Demokrat yang dibacakan oleh Pangkrasius Nong Tonce selaku Anggota Frkasi Partai Demokrat saat Rapat Paripurna V Masa Sidang III tahun 2017 di Kantor DPRD Sikka, Selasa (08/08/2017).
Pasalnya, dari data yang ada, dana yang di alokasikan sebesar Rp 500 juta dan sudah realisasi Rp 400 Juta.
“Memang ini dana yang tidak sedikit. Pemain Persami yang dibawah oleh manajer ke Ende ada 24 orang yang terdiri dari pemain lokal ada 18 orang dan pemain yang di datangkan dari Jawa ada 6 orang. Honor untuk masing-masing pemain juga berbeda untuk pemain lokal masing-masing diberi Rp 1 Juta. Dengan perincian sebelum berangkat ke Ende di Panjar Rp 500 ribu dan ketika Persami VS Alor sebesar Rp 500 ribu lagi. Sehingga total untuk pemain lokal Rp 18 juta. Sedangkan untuk pemain yang didatangkan dari Jawa adalah honor sebesar Rp 5 Juta per orang. sehingga total 6 pemain Jawa Rp 30 juta belum terhitung transportasi dan akomodasi untuk pemain dan tim,” katanya dalam pandangan Fraksi.
Nong Tonce menambahkan, Dengan persoalan pembayaran uang kepada pemain yang memperkuat Persami Maumere ada perbedaan ini dan sangat diskriminatif sehingga perlunya kiranya untuk di telusuri lebih jauh oleh DPRD melalui pansus DPRD ini.
Selain itu juga, Disampaikan Fraksi Demokrat Sikka bahwa sebelum berangkat ke Ende ada pergantian manager yang sebelumnya sudah ada yang menempati sesuai dengan SK dari ASKAB Sikka namun SK itu dirubah sehingga yang menjadi manager Persami adalah juga ketua ASKAB Sikka. Hal ini menjadi luar biasa karena baru pertama kali terjadi di dunia sepak bola yaitu ketua ASKAB merangkap manager tim.
“Kekalahan Persami Maumere di ETMC 2017 ini adalah murni karena kesalahan faktor non tekniks karena itu fraksi menyarankan untuk memanggil KONI dan ASKAB agar bisa mempertanggungjawabkan mulai dari penggunaan keuangan sampai pada masalah teknis dan non teknis,” tegas Tonce
Angga, Pito Atu