Gadis Manis Penikmat Kopi Pahit
Terlalu berat bagimu untuk pergi sendiri dik!!!
Aku tak mengapa kak, aku hanya ingin menepi dari keramaian kata2.
Tapi aku takut,,takut membiarkanmu sendiri. Aku terlalu kwatir.
Cukuplah doamu yang menemaniku kak, aku juga kwatir akan kamu.
Ok pergilah Dik! Ingat jangan terlalu lama menyendiri, bila rindumu hadir, panggil aku. Aku mencintaimu!
***
Lalu ia mendekapku erat, dan hampir lupa untuk pergi
Lalu setelah kepergiannya itu, aku yang di rundung sepi dan rindu.
Tapi entah dengan dirinya. Adakah jga rindu mencumbunya.
Ia pergi tanpa kabar bertahun tahun.
4 tahun brelalu..ia kembli.
Ia yg pergi penuh rindu, kembli seprti tak mengenalku. Kembali bukan dia seperti yang dulu.Yang menyapaku dalam kerinduan.
Warkop Rambu itu jadi saksi, Rambu adalah kawan masa putih abu saya.
Ia membuka warung kopi di sudut kota Waikabubak.
Sore itu, aku menuju warkop itu.
Dan Rambu menyajikanku segelas kopi
Sambil ku teguk kopi manisku.
Dan tak seperti biasa kuteguk kopi manis.
Biasanya kopi pahit jadi seleraku.
Namun sore itu, kopi manis yg menemaniku.
Gadis itu datang, ia Dik yang selalu ku nanti.
Ia datang dengan rambut terurai mempesona di warkop itu.
Hei kamu dik sapaku.
Hei jawabnya sekata.
Lalu ia menuju pojok ruang itu.
Ternyata ada lelaki yang menungguhnya disana.
Aku menatapnya dari kejauhan penuh malu.
Apa mungkin gadis yang mencintaiku berubah begtu cepat, pikirku.
Ah,,sambil menarik nafasku dalam-dalam, dan ku teguk lagi kopi manis itu yang kian terasa pahit.
Entahlah mungkin pahitnya kisahku tertuang tiap tegukkannya.
Dan aku pulang lebih seduh dari warkop itu.
Hatiku terasa gusar, kacau berkeping-keping saat itu.
Sesampainya di kamar, tubuhku seperti dicambuk.
Aku terbaring lemah tak berdaya.
Sebatang marlboro ku hisap dalam-dalam, itu menjadi kebiasaanku saat tubuh ini tak berdaya dan kacau.
Kring….kring…dering ponselku
Hallo sapaku
Ia apa kabar, ini aku Dik cetusnya.
Oia, aku baik2 saja balasku
Aku merindukanmu ka tambahnya lagi.
Jangan merindukanku dik, jika rindu hanya sesaat, itu tidak baik.
Mungkin kelak bila waktu mengizinkan rinduku padamu akan sirna. Sekap saja rindumu untuknya, tapi aku juga merindukanmu…tapi…..bukan berarti aku ingin memiliki rindumu dari lelaki itu balasku lagi.
Oia kak, aku tidur dulu, malam sudah larut, semoga kelak kita bisa jumpa tutupnya sambil memutuskan sambungan telpon.
Setelah itu kami hilang kabar, rindu inipun perlahan sirna karena waktu.
Jumat sore itu ….Seperti biasa sore hariku selalu ku habiskan di warung kopi milik Rambu.
Meski dompet tak ada recehan, Rambu kadang selalu memberiku Bon.
Sore itu mungkin hari spesial bagiku,.aku menjumpsi seorsng gadis, yang membustku jstuh cinta.
Ina (sapaanku untuk Rambu) kopi pahit pesanku di Rambu memasuki warungnya.
Lalu terus masuk di warkop itu, dalam warung itu ada gadis manis juga meneguk kopi.
Meneguk kopi pahit dan sendiri menatap bangku kosong.
Dengan percaya diri saya menghampiriinya.
Permisi dik boleh saya duduk,? sapaku penuh percaya diri.
Boleh kak, mari duduk ajaknya begitu akrab
Oia dia bukan Dik yang biasa kurindu. Ini adakah dik baru yang mungkin penghuni hatiku nanti..hehehe
Lalu, Rambu menyodorkan kopi pesananku.
Sambil meneguk kopiku, aku masih sungkan untuk mengajaknya bicara.
Bagaimana tidak, ayunya ketulungan, manis dan penikmat kopi lagi.
Wah, gadis ini pasti gadis cerewet dan inspiratif khayalku.
Karena seperti biasa penikmat kopi adalah orang-orang yang insipratif.
Tapi entah kenapa, ia memulai perbincangan.
Kak sendiri, mana kawan pintanya dalam memulai percakapan kami.
Aku sendiri, biasa orang galau jalannya cari kopi doang. balasku seolah memberinya kode keras bahwa aku sedang menyendiri.
Lalu disambutnya dengan tersenyum manis.
Dan kamipun mulai saling kenal, namanya Rindu, ia Rindu bukan Rinduku pada Dik yang dulu.
Dia gadis Loli (tempat/kecamatan) yang juga di landa kesendirian.
Akhirnya kamipun mulai akrab dan bercerita.
Ia juga gadis yang merindu orang yang tidak tepat, seperti aku. Tapi Dia di tinggal kekasihnya yang dijodohkan orang tuanya.
Sambil meneteskan air matanya, ia menceritakan kisahnya yang membuatku ikut merasakan.
Rasanya aku sebagai lelaki tidak tega membiarkannya bersedih.
Rindu, maaf ya sudah menanyakan kisahmu yang membuatmu bersedih lagisahutku
Sambil ku membasuh air matanya,,,
‘”Rindu,,,untuk apa menangisi yang telah tiada.
Kita hanya pantas mensyukuri dan berharap agar Tuhan memberi yang lebih baik di hari esok.
Percayalah hari esok pasti akan indah.
Kita tidak boleh berlarut dalam menangisi hal yang yang bukan milik kita.
Itu akan menghabiskan waktu kita dalam menemukan yang lebih baik tambahku lagu mengajaknya lebih kuat dan tegar,,,,padahal hatiku juga sedang rapuh.
Lalu ia memeluk dan mendekapku erat.
Makasih kak, aku bsik-bsik saja kok. bisiknya sambil mengusap sendiri matanya yang masih berkaca-kaca.
Aku masih tersipu malu, karena dipeluk gadis ayu ditempat keramaian.
Apalagi Di Sumba, yang notabene orang-orangnya jarang berpelukan di tempat keramaian.
Belum lagi kami anak muda yang dilanda cinta. Bagaimana kata mereka jika melihat pikirku.
Ayo teguk lagi kopimu, siapa tahu pikiranmu sedikit lega ajakku agar ia melepaskan dekapannya.
Ia kak, sahutnya seolah enggan melepaskan dekapannya.
Rindu, kamu tahu kenapa aku mencintai kopi?
Memangnya kenapa kak?
Karena ia terlalu jujur memberi rasa..tiap tegukannya, juga selalu memberi secercah kedamaian.
Kok bisa sama dengan aku ya kak.
Mungkin kopi memberi kita petunjuk untuk bertemu Dik…hehe
Lalu disambutnya dengan senyum malu sambil melayangkan pukulan manjanya di bahuku.
Sejak pertemuan itu Aku dan Rindu sering curhat dan jalan-jalan..bahkan sering meneguk kopi pahit di warkop milik Rambu.
Beberapa bulan kemudian kami seperti sejoli yang mungkin tak bisa dipisahkan lagi, meski belum ada cinta yang terucap lewat sebuah janji atau biasa anak muda menyebutnya KC (katakan cinta). Tapi Meski itu hanya simbolis pengikat sebuah kisah pacaran.
Tapi kami tetap saling cinta, cemburu, perhatian dll.
Seperti merasa takut kehilanganpun menghampiri.
Setahun sudah kami bersama, lewat sebuah hubungan tanpa sebuah status kepastian.
Sempat berpikir bagaimana aku mengungkapkan segenap perasaan dan memberinya boneka lucu dan negeri antah berantah yang sudah ku pesan.
Namun hal itu benar terjadi, aku mengajaknya ke Warkop milik Rambu, sekedar memberinya kejutan seperti anak muda lainnya. Lalu mengungkapkan isi hati ini seutuhnya dan biar warkop itu jadi saksi bisu dan keramaian warung kopi Rambu jadi saksi hidup, bahwa benar aku mencintainya.
Sambil kugenggam erat tangannya yang lembut.
Rindu,,,aku mencintaimu, aku takut kehilanganmu. ungkapmu singkat di saksikan para penikmat kopi warung milik Rambu.
Aku juga mencintaimu kak, jangan biarkan aku sendiri lagi jawabnya di sambut teriakan gembira seisi warkop.
Lalu boneka itu kuberikan dan ia deksp erat-erat dan srolah jadi kenangan tanggal jadian kami.
Hari-hari kami terlewati begitu bahagia.
Hinggu 2 tahun berlalu kami tetaplah sepasang kekasih yang saling mencintai.
suka duka kami lewati bersama.
Sampailah pada suatu hari, tepatnya senin disuatu senja.
Hari itu seperti biasa saya dan rindu sekedar jalan-jalan di jalanan kota Waikabubak.
Menikmati senja di hiruk pikuk jalanan kota.
Meski kota Waikabubak tak seindah SLOGAN BERTEMAN, ia selalu memberi kami kisah yang indah.
Hati kami selalu damai mengelilingi jalan kota yang tak sesuai slogannya.
Pukul 19.00 malam, jalan waikabubak mulai sepih dan keramaian aktifitas orang-orang.
Kami pun bergegas pulang dan menyempatkan diri untuk sekedar foto-foto di perempatan patung kuda. Tempt itu biasanya menjdi tempat favorit orang-orang kalau sekedar lewat di kota waikabubak untuk sekedar foto sebagsi memori mereka. Atau biasa tempat kumpul muda-mudi, namun malam itu terasa sepi.
Mungkin karena tempat itu sudah di rusaki oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga suasananya berbeda.
Namun, dari kesunyian itu masih terlihat sepasang kekasih yang sedang beradu mulut.
Ternyata itu adalah Dik yang dulu membuat ku jatuh cinta dan sakit hati. Ia bersama laki-laki pilihannya juga mantan kekasih Rindu.
Sungguh mengejutkan, kami menjumpai orang yang membuat kami jatuh cinta lalu terluka dan sakit hati.
Tapi saya dan rindu sepakat untuk menyapa mereka. Karena perasaan kami yang dulu berubah menjadi rasa syukur atas pertemuan kami berdua sendiri karena berkat mereka.
Lalu kamipun menyapa sekedar say hello dan lalu jalan,,
Hanya sekedar memberi mereka isyarat bahwa kamipun akan menemukan kebahagian.
Seminggu kemudian, saya dan rindu mendapat kabar dari Rambu pemilik Warkop kalau sebenarnya Dik dan mantan kekasih rindu di jodohkan oleh orang tua mereka.
Dik sebenarnya adalah anak konglomerat waikabukak. Dan di jodohkan dengan mantan kekasih Rindu, yang juga anak mafia proyek di seluruh Sumba.
Orang tua mereka sedang di hadapkan kasus-kasus korupsi yang menyebabkan ekonomi mereka menurun drastis dan berujung kemiskinan.
Dan Sebulan kemudianpun mereka bercerai karena ketimpangan ekonomi.
Di hari yang sama saya dan rindu melangsungkan prosesi pernikahan.
Dan kamipun hidup bahagia hingga saat ini..
Pesan@
1. ternyata ekspektasi tidak sesuai realita
2. Kalau nama dan tempat sama ya kita atur damai.
3. Mari berkarya!!!
4. Tiap masalah adalah berkat bagi yang bersyukur
Nama : Sairo
Asal Waikabubak Sumba Barat