Kalabahi, penanusantara.com- Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) menyelenggarakan Konferensi Studi Regional (KSR) Regio Timor di Alor, sejak tanggal 15-21 Mei.
Kegiatan tersebut diawali dengan Seminar Nasional yang telah berlangsung pada senin (15/05/17) mulai pukul 15.00 Wita di Aula Watamelang, Kalabahi dengan menghadirkan narasumber Bupati Alor Aman Djobo, Anggota DPR RI Benny Kabur Harman, Asisten Deputi Bidang Ekosistem Kemenpar Frans Teguh, Rm. Maxi Un Bria dan Perwakilan PP PMKRI, Juventus Prima Yoris Kago.
Pariwisata NTT kini jadi primadona dalam pembangunan sektor ekonomi. Perhatian dan prioritas Pemerintah Pusat dalam membangun pariwisata NTT terlihat dari keseriusan menempatkan NTT sebagai branding gerbang selatan Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar NTT menjadi pintu masuk, singgah dan pintu keluar para wisatawan mancanegara.
Juventus Prima Yoris Kago, selaku Presidium Pendidikan dan Kaderisasi PP PMKRI menyoroti soal komitmen Pemerintah Provinsi dalam pembangunan Pariwisata NTT. Menurut Juventus, Saat ini, pemerintah provinsi NTT mencanangkan Pariwisata sebagai leading sektor pembangunan. untuk itu membutuhkan keterlibatan setiap stakeholder, baik pemerintah, swasta dan masyarakat lokal. Hal ini dimaksudkan agar membangun bersama mindset sadar berwisata.
“Membangun pariwisata NTT haruslah melalui upaya kerja sinergitas setiap stakeholders. Meski sulit, ini merupakan start awal sehingga lahir komitmen bersama untuk mewujudkan kesadaran berwisata,” ujar Juventus.
Pembangunan pariwisata NTT tentu harus dibarengi dengan kepedulian dalam kelestarian lingkungan. Hal ini merupakan kunci vital menjaga keberlangsungan ekosistem. Oleh karena itu Ia menganjurkan agar setiap pembangunan pariwisata NTT harus berbasiskan kesadaran ekologis. Sehingga menghindari pembangunan pariwisata yang berujung menjadi bencana.
Prioritas pemerintah pusat yang menjadikan NTT sebagai branding gerbang selatan pembangunan pariwisata juga harus tetap menjaga nilai-nilai budaya yang hidup di masyarakat.
“Lokalitas itu nilai yang hidup dan sifatnya kekal, jangan sampai pariwisata datang dan melenyapkannya,” tambah Juventus.
Lokalitas dan keselamatan nilai dan budaya lokal tentunya berkenaan dengan investasi dan pengaruh dari wisatawan asing jika pariwisata tidak segera dibentengi dengan payung hukum.
Sementara itu, Salah satu Narasumber seminar yang juga Anggota DPR RI, Benny K. Harman mengharapkan kebijakan pemerintah yang wajib membuat Peraturan Daerah (Perda) agar dapat menjaga alur pariwisata dari pengaruh dan dominasi investasi.
“Pemerintah segera membuat PERDA sehingga dapat menjaga pariwisata kita dari dominasi modal yang dapat mengganggu kestabilan kehidupan masyarakat setempat,” Sebut Benny.
Menghadirkan 200-an masyarakat Alor, kegiatan ini sempat diwarnai ketegangan dan hujan interupsi. Beberapa peserta seminar menunjukan sikap emosional dan tidak mengindahkan alur seminar dan para narasumber. Namun berkat kesigapan panitia dan pihak keamanan maka acara pun dilanjutkan hingga selesai.
Komisaris Daerah PP PMKRI Regio Timor, Thomas PG Tukan, saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa dinamika forum itu hal lumrah, tetapi perlu untuk menghargai etika dalam menyampaikan pendapat atau kritik. Selebihnya kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam seminar ini. Dinamika dalam forum itu hal biasa. Tetapi etika dan substansi acara penting untuk dijaga, sehingga dapat melahirkan pemikiran bernas dalam membangun pariwisata NTT,” ungkapnya
Kegiatan selama sepekan yang dihadiri oleh perwakilan PMKRI Kupang, Atambua, Kefa, Sumba dan Alor ini sedianya terdiri atas tiga bagian, yakni Seminar, Konferensi studi dan Safari Wisata. Harapannya semua pihak di Alor dapat berpartisipasi sehingga melahirkan kajian yang bernas berkaitan dengan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. (Tim)