Kota Kupang, penanusantara.com – Sebagai bentuk intervensi terhadap dampak wabah Covid-19 di Kota Kupang, Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore menegaskan Pemkot Kupang telah menyiapkan Rp 25 miliar dana untuk bantuan langsung tunai (BLT).
Kepada wartawan Rabu (15/04/2020), Jeriko-sapaan karib wali kota menjelaskan seluruh aparat kelurahan wajib mendata keluarga kurang mampu. Lurah dan Ketua RT/RW wajib lakukan pendataan semua warga kurang mampu dan kalangan usaha kecil, sehingga dapat ter-cover dalam anggaran yang telah disiapkan.
“Tolong catat kita punya saudara yang memang membutuhkan. Jangan sampai karena satu dan dua hal karena beda pilihan politik dan lain-lain, kemudian tidak catat. Itu bapak/mama dong dosa semua, karena katong akan bantu semua,” ungkapnya.
Ia kembali menegaskan, untuk penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19, sudah disiapkan anggaran berkisar Rp 25 miliar. Anggaran ini diambil dari beberapa program atau proyek yang belum terlaksana. Total anggaran yang dialihkan untuk penanganan Covid-19 di Kota Kupang mencapai Rp 48,5 miliar.
“Kita batalkan banyak program. Walaupun saat ini kita punya uang itu lebih sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tapi juga program yang tidak terlalu penting, kita sudah batalkan untuk membantu saudara-saudara kita semua,” paparnya.
Oleh karena itu, ia meminta lurah serta jajaranya untuk mendata keluarga kurang mampu. Data tersebut harus valid, tidak pilih kasih. Sebab, jika tidak bekerja dengan jujur, maka konsekuensinya adalah pemecatan.
“Beta dapat, beta pecat memang, kalau sampai lurah tahu orang-orang susah tapi tidak didata untuk dibantu. Bapa/mama tolong kasih tahu beta. Tidak ada maaf buat mereka. Bapa/mama RT/RW juga tolong, kalau memang ada warga yang butuh tolong kasih tahu, karena nanti di kelurahan itu ada gugus tugas. Gugus tugas nanti yang bekerja untuk saudara-saudaranya itu,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Jeriko menegaskan semua lurah dan aparatnya dapat bersinergi dengan baik, sehingga penanganan dampak ekonomi dapat dilakukan dan dirasakan oleh masyarakat. “Ini urgen. Ini tidak boleh main-main. Ini kehidupan orang, jadi kita tidak boleh stengah-stengah. Masyarakat adalah segalanya untuk kita semua,” ujar Jeriko. (*rn/pn)