Atambua, penanusantara.com – Hujan deras disertai angin kencang terus melanda Kota Atambua, Kabupaten Belu, Wilayah Perbatasan RI-RDTL selama beberapa hari terakhir. Puncaknya, sejak Sabtu (3/4/2021) hujan deras disertai angin kencang melanda kota Atambua sudah lebih dari 17 jam.
Akibat hujan deras itu, banjir besar pun terjadi pada bantaran kali Talau yang melintas wilayah Kota Atambua. Banjir ini pun menyebabkan Jembatan Fatubanao menjadi retak. Hal ini membuat warga pengguna jalan pun menjadi panik.
Untuk diketahui, Jembatan ini merupakan salah satu jembatan yang sangat strategis di mana menghubungkan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Belu.
Jembatan yang dibangun pada masa Pemerintahannya Bupati Belu, Ignatius Sumantri ini keretakan terlihat pada jalan yang berada ada di atasnya.
Diperkirakan jabatan tersebut telah berumur lebih dari 30 tahun. Pasalnya, Sumantri memimpin Belu pada 1988 hingga 1933.
Dilansir Kalambatu.com, jalan di atas jembatan tersebut mengalami keretakan beberapa centimeter dari posisi semula dan membuatnya terlihat bolong.
Keretakan tersebut terjadi pada satu sisi jembatan dan panjang keretakan hampir sepenuhnya jalan dari lebarnya jembatan Fatubenao.
Mobil yang ingin melintas di jembatan tersebut terpaksa harus mengantre karena takut beban yang besar dapat mengakibatkan jiwa mantan ambruk.
Kabar tegaknya jembatan membuat heboh warga sekitar. Warga yang mendengar informasi itu pun segera berdatangan hanya untuk melihat retakan pada jalan tersebut.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Belu, Vincent K. Laka ketika dihubungi Kalambatu.com mengungkapkan bahwa jembatan Fatubanao merupakan jembatan miliknya Pemerintah Provinsi NTT.
Namun, dirinya akan segera mengecek ke lokasi tersebut untuk melaporkan kondisi jembatan Fatubenao kepada pihak Pemerintah Provinsi NTT.
“Kita berharap semuanya tetap baik-baik saja. Saya akan segera ke lokasi untuk mengecek kondisi jembatan tersebut,” pungkas pria yang kerap disapa Eng Laka itu. (kb/pn)