Kota Kupang, PenaNusantara- Saat ini Presiden Jokowi sedang gencar memerangi pungutan liar (pungli) dengan program gerakan anti pungli. Gerakan ini pun mendapat respon positif dari warga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Oleh karena program anti pungli yang diterapkan Jokowi maka masyarakat NTT juga meminta agar Gubernur NTT, Frans Lebu Raya juga segera membuat program gerakan anti human trafficking atau perdagangan manusia di NTT yang mana saat ini sudah masuk pada fase darurat trafficking.
“Untuk mendukung program Jokowi, kami minta gubernur NTT segera membuat program anti human trafficking, karena NTT sudah masuk fase darurat,” ujar Pendeta Emi Sahertian kepada wartawan mewakili masyarakat yang hadir saat melakukan aksi seribu lilin meminta perhatian pemerintah terhadap nasib TKI/TKW di depan rumah jabatan gubernur NTT, Minggu (23/10/2016).
Menurut pendeta Sahertian, Saat ini angka kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT setiap tahunnya terus meningkat.
“Di tahun 2016, tercatat sebanyak 44 TKI/buruh migran asal NTT yang meninggal di tempat kerja. Bahkan, sebagian organ tubuhnya diduga telah dieksploitasi,” ujarnya
Sementara itu, Ketua GMKI cabang Kupang, Amos Lafu mengatakan, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya telah gagal melindungi warga NTT. pasalnya, meski NTT darurat trafficking, namun hingga saat ini tidak ada tindakan nyata dari gubernur dalam memerangi trafficking.
“Patut dipertanyakan kenapa gubernur masih saja diam dengan masalah trafficking di NTT. Ini bukti bahwa sebagai gubernur, dia gagal melindungi warganya,” kata Amos
Kepala seksi perlindungan dan pemberdayaan BP3TKI NTT, Siwa mengatakan, sejak tahun 2016 sebanyak 44 orang TKI yang meninggal di tempat kerja, hanya ada empat TKI yang memiliki dokumen ketenagakerjaan resmi. (*/Pito)