Kota Kupang, penanusantara.com- Kepala Sekolah SMK Kristen, Mardonan Y. Nyola merasa heran terhadap sekolah-sekolah yang melakukan verifikasi ulang data penerima Program Indonesia Pintar (PIP) yang diperjuangkan pemangku kepentingan.
“Saya Heran, seperti ada lelucon, ini kepala-kepala sekolah semua lakukan verifikasi ulang, memangnya sekolah punya uang, sedangkan SK dari kementerian sudah ada. ini terbalik sudah ada SK lalu dilakuakan Verifikasi. Sehingga SK keluar dari kementerian ya tidak jadi soal,” kesalnya di depan Anggota Komisi X DPR RI Pergantian Antara Waktu (PAW), Anita Jacoba Gah saat mengelar reses bersama seluruh kepala-kepala sekolah SMA/SMAK se kota kupang di aula fernandez, lantai 4 kantor gubernur NTT pada, senin (13/03).
Menurut Nyola, Verifikasi sesungguhnya sebelum pengusulan, sekolah pun bisa melakukan verifikasi dan pihak pemangku kepentingan pun berhak melakukan pengususlan. Meskipun demikian, lanjut Nyola, Komunikasi antara pihak-pihak perlu dibangun sehingga tidak terjadi polemik.
“Kita yang di sekolah silahkan melakukan pengusulan, pemangku kepentingan juga lakukan pengusulan, pengusulan berdasarkan verifikasi yang telah dilakukan,” ujar Nyola
Lanjut Nyola, Dirinya sungguh merasa lucu dengan keadaan yang terjadi, dikarenakan sekolah pun melakukan verifikasi setelah adanya Surat Keputusan (SK).
“Ini kan lelucon dan mudah-mudahan lelucon ini tidak berkenan dengan peristiwa pilkada kota kupang,” tegasnya
Pito