Atambua, penanusantara.com – IBUIBU BELU demikian nama group Tarian Likurai Kontemporer yang dibawakan enam penari asal Kabupaten Belu dengan kreografer Eko Supriyanto.
IBUIBU BELU. mereka diantaaranya, Marlince Ratu Dabo, Feliciana Soares, Angela Leki, Yunita Dahu, Adriyani Sindi, Manisa Hale dan Evie Anika Novita Nalle akan mementaskan Tarian Likurai kontemporer di Jerman.
Hal ini tentu sungguh luar biasa, sebelumnya pada tahun 2020, tarian ini pertama kali dipentaskan di Salihara, Jakarta dan dilanjutkan di Yokohama Jepang.
Meskipun tampil atau pentas di Jerman namun mereka tak mendapatkan anggaran sepeserpun oleh Pemerintah Daerah untuk akomodasi dan transportasi selama di berada di Jerman.
Hal ini sama dengan Tahun 2020 lalu yang tidak biayai atau dibantu oleh Pemerintah Daerah (Pemkab) melainkan mendapat dukungan moril dari Mantan Bupati Belu Willy Lay dan support penuh oleh Ny. Vivi Ng. Lay selaku Ketua Dekranasda Belu waktu itu.
Meski demikian, pihaknya bertekad mempertahankan dan akan menampilkan Tarian Likurai kontemporer itu di Jerman mengatasnamakan Kabupaten Belu dan Indonesia secara umum.
Mereka mengaku pementasan mereka tidak dibiayai atau diberikan bantuan apapun dari Pemerintah Kabupaten Belu, namun diakui mereka. mereka sendiri dibiaya oleh Yayasan Eko Dance Company dan pihak pengundang.
Hal ini diakui, salah satu penari asal Belu Marlince Ratu Dabo yang ikut ke Jerman, menurutnya mereka berenam adalah perempuan-perempuan Belu dipilih untuk mementaskan Tarian Likurai kontemporer di Jerman.
“Kami berenam, perempuan-perempuan Belu dipilih untuk membawakan tarian kontereporer karya dari mewakili Kabupatem Belu khususnya dan mewakili Indonesia seluruhnya,” ujarnya.
Pihaknya berangkat dari Bidang tugas masing-masing.
“Kami berenam ini dengan pekerjaan masing-masing, di sini perjalanan kami, kami menampilkan tarian kontenrporer, jadi bukan likurai murni khas Kabupaten Belu tetapi kami menampilkan tarian likurai kontenporer, jadi sudah dibikin sedemikian rupa tapi tidak menghilangkan likurai asli itu sendiri, di sini kami tidak saja membawa tarian likurai sendiri tetapi kami juga mempromosikan tenun atau tais khas kabupaten Belu dan juga kami melagukan beberapa nyanyian daerah kabupaten belu, misalnya oras loro malirin dan juga lesuluhan,” paparnya.
Terkait dengan dukungan pemerintah daerah, diakuinya bahwa pada tahun 2021 tidak dibantu oleh Pemerintah, murni perjalanan mereka membawa nama Yayasan Eko Dance Company.
“Kalau boleh di bilang untuk perjalanan kami di tahun 2021 ini, murni jalan membawa nama Yayasan Eko Dance Company bekerja sama dengan pihak pengundang dari Jerman dan Belanda, di mana di sini mungkin pemerintah mendukung kami, tetapi dengan cara yang sedikit berbeda dengan perjalanan kami di tour awal kami waktu tahun 2020 kemarin,” akuinya
Hal itu berbeda dijelaskan Ratu Dabo, bawa perjalanan mereka tahun 2020 lalu baik itu di Jakarta dan Jepang mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah.
“Kalau perjalanan kami kemarin di Jakarta dan Jepang kami mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah terlebih dahulu tapi untuk perjalanan kami yang ini kami berjalan sendiri, bicara soal konteks materi perjalanan tour ini dari tahun 2020 sampai 2021 murni dibiayai oleh Yayasan Eko Dance Company dan pengundang,” tegasnya.
Meskipun membawa nama Kabupaten Belu tetapi segala biaya akomodasi dan transportasi lain sebagainya itu murni diberikan oleh yayasan di bawah kerja sama dengan pihak pengundang.
“Penekanan sekali lagi bahwa kami jalan ini memang membawa nama kabupaten, kami membawa nama NTT tapi murni kami jalan ini tanpa biaya dan anggaran dari Pemda,” tegasnya
Ditanya soal kordinasi dengan Pemerintah Daerah, dijelaskan Rini bahwa pihaknya sudah berkordinasi. pasalnya, diantara mereka 3 orang merupakan Guru, 2 orangnya Staf atau Tenaga Kontrak pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Belu dan 1 orangnya swasta.
“Kami berlima itu bekerja, 3 orang guru dan 2 orang staf atau tenaga kontrak deerah di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Belu, yang satunya swasta jadi secara otomatis kami jalan ini pun kami menyampaikan atau meminta izin kepada Pemerintah Daerah selaku atasan kami,” ucapnya.
Pihaknya tetap memiliki harapan diantaranya mendapatkan doa restu dari seluruh masyarakat Kabupaten Belu dan juga Masyarakat seluruh Indonesia.
“Harapan kami tentu saja besar harapan kami untuk kami mendapatkan doa restu dari seluruh masyarakat kabupaten belu dan juga masyarakat seluruh indonesia, karena di sini kami bukan saja membawa nama kabupaten Belu tetapi juga membawa nama Indonesia,” harapnya.
Selain itu juga, usai pentas, mereka juga memiliki harapan yang besar bahwa membuat sesuatu yang lebih untuk Kabupaten Belu dan Indonesia.
“Kami juga mempunyai harapan besar bahwa ketika kami selesai pentas, tidak selesai di pentas kami, tetapi kami bisa membuat sesuatu yang lebih untuk kabupaten Belu dan Indonesia,” paparnya.
Bukan hanya itu saja, ia juga mengungkapkan harapan lain yang mana sebagai anak-anak muda di jaman milenial seperti sekarang berharap semoga ada anak-anak muda lainnya yang bergerak seperti mereka.
Diakuinya, di jaman moderen seperti sekarang ini untuk menari tarian likurai, untuk melestarikan budaya itu sudah sangat minim dan berharap bawah generasi muda tidak putus sampai di saat-saat ini tetapi tarian likurai, tenun daerah, lagu daerah kabupaten Belu bisa terus melestarikan apa yang baik ini dan juga terus melestarikan apa yang sudah diwariskan oleh leluhur-leluhur dari zaman dahulu.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Fredrikus L. B Mau, diminta tanggapannya Ia mengaku masuk pada Dinas Parawisata tahun 2020 bulan Januari dan penganggaran sudah ditetapkan waktu itu.
Ia juga menyebut bahwa tidak ada Pos Anggaran di Dispar, kemungkinan adanya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurutnya melaui pesan whatsapp, Sabtu, 23 Oktober 2021, Kalau pembiayaan untuk kelompok masyarakat atau komunitas seperti ini, mekanismenya harus melalui usulan dari mereka kepada Pemda lalu dibahas oleh Tim Anggaran Pemda.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemkab Belu Johanes Andes Prihatin yang dikonfirmasi, Sabtu, 23 Oktober 2021 mengaku akan menjawab pertanyaan wartawan media ini, namun sampai diberitakan belum ada jawabaan dari Johanes untuk selanjutnya. (pn)
Sebelumnya berita ini sudah dipublikasikan melalui media alvanews.id pada Tanggal 23 Oktober 2021