Nama Nahas Yohanes atau yang kerap disapa Jhon Nahas mejadi mengudara kala pesta demokrasi kabupaten bungsu se-Manggarai Raya, Manggarai Timur, akan menggelar pesta demokrasi 2018 mendatang. Perebutan tahta daerah, percaturan politik bergengsi level kabupaten ini, justru mengangkat nama Nahas Yohanes ke permukaan.
Minimal, rasa penasaran masyarakat Manggarai Timur akan sosok periang ini mesti terobati. Dibesarkan oleh partai Golkar, Nahas Yohanes jutru tak pernah sombong dengan karir politik yang terus melecit. Bahkan, sampai namnya masuk dalam bursa bakal calon wakil bupati Manggara Timur periode 2018-2023. Ia tidak pernah mengira, karir politik, popularitas diri dan keperibadiannya yang selalu periang masih menggaet ribuan masyarakat manggarai Timur untuk menderetkan namanya dalam daftar pejabat dan politisi yang mesti maju untuk bertarung dalam ring perebutan gelar bupati dan wakil bupati.
Jhon Nahas, begitu iya disapa secara akrab, lahir di Mano, kecamatan Pocoranaka, pada 18 Agustus 1959 silam. Lahir dai keluarga yang sederhana dan biasa, Nahas Yohanes justru memiliki kemampuan dan tingkat kecerdasan yang layak disebut cerdas. Terbukti, Sekolah Dasar Katolik Mano 1 dilewatinya dengan raihan perdikat yang membanggakan. Dari sana, Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tubi di Ruteng. Setelah sukses menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah pertama, Jhon melanjutkan pendidikan ke jenjang atas. Sekolah Teknik Mesin (STM) Bina Kusuma Ruteng jadi tujuannya. Berbekal kedisiplinan dan juga pengetahuan yang kuat Ia sanggup menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Kemudian, karena kecerdasaanya ia direkomendasikan sebagai seorang pendidik/staf mengajar di STM Bina Kusuma selama 6 tahun.
Tak mau bertahan dengan ilmu yang belum cukup, Nahas Yohanes berangkat ke Surabaya dan Bandung, sejak tahun 1987-1994. Setelah selesai pendidikan tinggi dan memperoleh gelar Sarjana, Ia kembali dan mulai membangun karir di kampung halaman.
Setelah menikah tahun 1995, Tahun 1997/1998, nama jhon Nahas mulai melecit dalam dunia karir, pertama, Ia menjadi staf konsultan di CV Satria Utama, menjadi pengawas pembangunan katedral Ruteng.
Tak tanggung-tanggung, berbekal pendidikan yang ada, Ia kemudian terjun dalam dunia politik. Menjadi kader muda partai berlogo pohon beringin (Golkar). Rupanya, dari sanalah karir politiknya menanjak, tahun 2004-2007, ia sukses menjadi perwakilan rakyat digedung DPRD Manggarai (sebelum Manggarai Timur mekar). Bahkan, setelah tahun 2007 Kabupaten Mangarai Timur memisahkan diri dan membentuk kabupaten baru, Jhon Nahas justru menjadi ketua DPRD. Tampuk kekuasaan DPRD di tanganya hingga tahun 2014.
Nama Nahas yohanes menjadi buah bibir masyarakat dalam dunia politik, ketika ia kembali terpilih menjadi ketua DPD II partai Golkar untuk wilayah Manggarai Timur, hingga sekarang.
Hingga kini, Nahas Yohanes atau yang disapa Jhon Nahas masih setia dengan karir politik dan setia dengan partai berwarna kuning, Golkar.
Ronis Natom, Pito