Atambua, penanusantara.com – Enam penari asal Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasilkan memperkenalkan Kebudayaan Tarian Likurai di Jerman dan Belanda.
Hal itu mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi NTT, seperti yang di sampaikan Kepala Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif NTT Zet Sony Libing melalui sambungan telepon, Rabu 27 Oktober 2021.
Menurut Sony, Semua memperkenalkan budaya sungguh rasa terhormat bagi rakyat NTT untuk itu ia selaku Kepala Dinas Parawisata NTT memberikan apresiasi.
“Kita semua memperkenalkan Budaya kita dan sungguh rasa terhormat bagi rakyat NTT, jika diantara kita semua, anak-anak muda tampil dan memgepresikan budaya kita ke luar negeri dan mewartakan kepada dunia itu sesuatu hal yang sangat luar biasa oleh karena itu saya Kadis Patawisata NTT memberikan apresiasi yang tinggi,” ujarnya.
Dikatakan Sony, Ia sangat menghormati karya dan juga kreatifitas dan hal yang dilakukan enam Penari asal Belu ini tentu mendorong terus kreatifitas-kreatifitas anak-anak muda yang lain.
“Sangat menghormati karya dan juga kreatifitas dan mendorong terus sehingga anak-anak muda yang lain pun mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh adik-adik kita ini, jadi pemerintah daerah sangat mendukumg dan menghormati karya adik-adik kita,” jelasnya dengan rasa haru.
Ia mengatakan, Gubernur sangat menghormati, menurutnya mungkin bapak gubernur belum tau soal enam penari asal Belu yang mempromosikan budaya NTT di Dunia.
Ia berjanji akan memfasilitasi enam Penari Asal Belu itu untuk bertemu dengan Gubernur NTT setelah mereka mempromosika budaya di luar negeri.
“Saya akan fasilitasi mereka bertemu dengan bapak gubernur dan kita, ini luar biasa mereka pulang dan sebum ke atambua mereka ketemu bapak gubernur nanti saya fasilitasi ketemu bapak gunernur,” jelasnya.
Ia sendiri mengaku belum mendengar dan mengertahui hal ini.
“Saya sendiri baru mendengar ini, ini luar biasa sekali, kita harus hormati dan berikan apresiasi,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Penari sekaligus kreografer ternama Indonesia, Eko Supriyanto mengeksplorasi lagi tarian dan ritual khas Indonesia dari Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, wilayah Perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Tarian Likurai kontemporer yang diberi nama IBUIBU BELU ini dibawakan enam penari asal Kabupaten Belu dengan kreografer Eko Supriyanto. mereka diantaaranya, Marlince Ratu Dabo, Feliciana Soares, Angela Leki, Yunita Dahu, Adriyani Sindi, Manisa Hale dan Evie Anika Novita Nalle.
Sebelumnya pada tahun 2020, tarian ini pertama kali dipentaskan di Salihara, Jakarta dan dilanjutkan di Yokohama Jepang, dan tahun ini dipentaskan di Jerman dan Belanda.
Demikian dijelaskan Riny melalui sambungan telepon, Kamis, 21 Oktober 2021 lalu. (pn)