Kota Kupang, penanusantara.com – Kepolisian Resort Kupang Kota saat ini sedang memburu peretas akun Zoom milik Mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Peretas ini ditenggarai menampilkan tayangan mesum pada saat kuliah online.
”Kami cek orang-orang yang tertera di live zoom dan langsung menemukan mereka, sehingga kami meminta klarifikasi dari mereka yang mengikuti live zoom,” kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Hasri Manasye Jaha, Senin, 12/10/2020 seperti dilansir Savanaparadise.com.
Dijelaskannya korban mengikuti kegiatan program pembekalan lapangan melalui aplikasi zoom yang diselenggarakan oleh pihak kampus pada Kamis (8/10), yang dimulai dari pukul 08.30 wita sampai pukul 16.30 wita. Dalam tampilan live zoom tersebut, korban bersama sembilan mahasiswa lain yang tidak dikenalnya karena berbeda program studi.
”Sekitar pukul 12.30 wita, korban ditelepon oleh temannya untuk mematikan kamera. Setelah itu korban melihat grup percakapan sudah banyak orang yang mengirimkan video itu. Saat ramai dibahas dalam grup, korban sementara istirahat makan siang,” katanya.
Ia mengatakan korban bersama saudara kandungnya yang berada di dalam ruangan yang sama saat melakukan live zoom. Saat dia istirahat makan siang itu baru ramai teman-temannya menghubungi untuk mematikan kamera, karena terdapat postingan video mesum. Di situ baru tahu, bukan tampilan pemilik akun tetapi tampilan video mesum yang viral
Untuk memastikan kebenaran video itu, kepolisian mendatangi indekos korban dan melakukan klarifikasi. dari hasil klarifikasi dan pengecekan tempat kos, suasana ruangan memang berbeda dengan suasana ruangan di video.
Klarifikasi itu juga disandingkan dengan keterangan kaka kandung serta adik kandung korban yang pada saat kuliah online bersama-sama dengan korban.
” Dicocokkan dengan jam pelaksanaan live zoom, dia bersama dengan saudara kandungnya. Sehingga alibi bisa terpatahkan ada perbedaan yang terdapat dalam video, dari kualitas yang dilihat dan tempat sangat berbeda,” jelasnya.
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan ahli IT untuk menganalisa video itu.
“Sehingga sudah dapat diduga video itu diretas, bukan asli sehingga butuh ahli IT untuk menganalisa. Kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap empat orang saksi, serta para peserta pembekalan, sedangkan untuk yang menyebarkan video masih kami dalami untuk tindak lanjut,” ujarnya.(SP)