Prof. Didik : Jagung Jadi Komoditas Strategis Pembangunan Pertanian dan Perekonomian di NTT

  • Whatsapp
Kuliah Umum bagi dua jurusan yakni Tanaman Pangan dan Holtikultura(TPH) dan Manajemen Pertanian Lahan kering(MPLK) Politani Kupang
banner 468x60

Kota Kupang, penanusantara.com – Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang menggelar Kuliah Umum bagi dua jurusan yakni Tanaman Pangan dan Holtikultura(TPH) dan Manajemen Pertanian Lahan kering(MPLK) dengan mengusung tema ” Peningkatan Produksi Jagung di NTT Berbasis Kearifan Lokal” yang berlangsung di Student Centre (SC) Politani Kupang. Jumat, (10/12/2021)

Dari kedua jurusan ini mahasiswa/i dari jurusan TPH program studi (Prodi )TPH dan Jurusan MPLK Program studi (Prodi) MPLK mulai dari semester I, III dan V serta para Dosen antusias mengkuti kegiatan kuliah umum.

Read More

banner 300250

Dalam Kegiatan tersebut, menghadirkan satu Pembicara tunggal yakni Prof. Dr. Ir. Didik Indradewa, Dip. Agr. St selaku Anggota Dewan Penasehat PERAGI Pusat dan di pandu oleh moderator Yohanis H. Dimu Heo, SP., MSc selaku Dosen politani kupang.

Dalam kegiatan berlangsung, Prof. Didik menyampaikan limpah terima kasih kepada Kampus Politeknik Pertanian Negeri Kupang yang sudah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam hal ini pertanian.

Menurut Anggota Dewan PERAGI Pusat itu, Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur merupakan daerah agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Dia juga membeberkan bahwa peran penting sektor pertanian tersebut antara lain sebagai penyedia sumber daya pangan lokal yang saat ini menjadi pangan alternatif yang sedang gencar digalakkan oleh pemerintah.

“Bangun potensi Industri Berbasis Kearifan Lokal, Salah satu komoditi tanaman pangan lokal yang mempunyai kontribusi dalam pembangunan sektor pertanian adalah tanaman jagung,” katanya

Didik juga menjelaskan, Jagung merupakan komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Di dalam kandungan pangan yang menjadi kearifan lokal, terkandung nilai gizi yang luar biasa. Sebagai sumber bahan pangan dan pakan, jagung kaya akan karbohidrat komponen terpenting sumber kalori yang hampir sama dengan beras, vitamin A dan zat besi.

“Di NTT ini kearifan lokal seperti Jagung ini Masih banyak di gunakan sebagai bahan Pakan ternak,” ungkapnya

Selain itu, lanjut Dia, sumber kalori juga mensuplai nutrisi untuk memperoleh keseimbangan gizi penduduk. dengan demikian jagung memiliki peranan penting dalam menunjang ketahanan pangan penduduk.

Komoditas jagung dapat dikonsumsi oleh masyarakat dalam berbagai bentuk olahan, tidak hanya sebagai pangan pokok tetapi juga sebagai lauk-pauk, makanan selingan, dan bahan setengah jadi yang dihasilkan oleh beragam jenis usaha dan industri.

Jawa barat merupakan salah satu sektor pengembangan jagung di bandingkan dengan Nusa Tenggara Timur, hal tersebut dikarenakan jagung merupakan salah satu potensi pangan terbesar di Jawa Barat yang dapat dikembangkan.

“Jika di lihat, maka Jawa Barat presentase sektor pengembangan jagung masih tinggi di bandingkan dengan NTT,” terang Guru Besar UGM itu.

“Komoditas jagung di Jabar saat ini merupakan komoditas penting dan strategis yang merupakan salah satu sumber bahan pangan, dan memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan,” tambahnya

Namun demikian, jagung di Indonesia sebagaimana umumnya komoditas pangan lainnya merupakan hasil produksi petani-petani skala kecil, termasuk juga di Jawa Barat. Instrumen kebijakan strategis diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petani dan produksi jagung.

Didik Juga menuturkan, Pengembangan komoditas jagung ini masih mengalami beberapa permasalahan diantaranya masih sedikitnya penggunaan benih hibrida, kelangkaan pupuk, kelembagaan belum berkembang, serta teknologi pasca panen dan panen.

“Persoalan lain yang menghambat pengembangan tanaman jagung adalah masalah harga. Walaupun kapasitas pasar cukup besar namun harga jagung masih tergolong rendah dipasaran,” jelasnya

Berdasarkan permasalahan tersebut maka pengembangan tanaman jagung dalam mencapai swasembada pangan menjadi sangat penting.

Upaya peningkatan produksi jagung dapat melalui berbagai strategi yang dapat dikembangkan, seperti perluasan areal lahan tanam dan penambahan frekuensi tanam (misalnya dari 1 kali tanam menjadi 2 kali pertahunnya) serta pengolahan pasca panen.

Selain melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas, upaya pengembangan jagung juga memerlukan peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, pengembangan unit usaha bersama, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha. Dalam hal ini diperlukan berbagai dukungan, termasuk dukungan kebijakan pemerintah.

“Implikasi Kebijakan Pengembangan agribisnis jagung ini ke depannya memerlukan pemilihan strategis prioritas utama,” bebernya

Dirinya berharap kepada Pemerintah untuk perlu mengembangkan agribisnis jagung yang mampu berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi.

“Pencapaian tersebut melalui berbagai upaya yang bisa dijalankan antara lain peningkatan efektivitas dan kualitas kinerja pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat berpartisipasi dalam membangun agribisnis jagung; peningkatan penghasilan dan daya beli masyarakat terhadap pangan, dukungan kebijakan pemerintah untuk pemanfaatan lahan bekas dan perluasan lahan kering,” harapnya.

Selain hal tersebut, Dirinya mengatakan, perlu juga diimbangi dengan pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta, pemerintah dan masyarakat; penyiapan sarana dan prasarana penunjang dalam pengembangan maupun pembangunan agroindustri.

“Kebijakan lain yang diperlukan dalam pengembangan agribisnis jagung adalah dukungan dari pemerintah baik dari segi ekonomi maupun dalam hal pertanian ramah lingkungan, sehingga memiliki daya saing tersendiri di tingkat nasional maupun internasional,” pintanya

Selain itu Kelembagaan agribisnis jagung juga perlu melibatkan semua pelaku agribisnis, khususnya dalam hal pembiayaan. Untuk itu, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah harus dilakukan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi kebutuhan dalam pengembangan tanaman jagung sebagai kearifan pangan local ini terpenuhi secara efektif dan efisien.

Dalam kegiatan berlangsung, terdapat beberapa mahasiswa/i memberikan pertanya kepada para Narasumber/pembicara tersebut. Salah satunya Muhhamad Hariyanto Putra mempertnyakan terkait produksi jagung di NTT masih di katakan berkurang.

“Mengapa di NTT, jagung masih di katakan berkurang, apa karena faktor struktur tanah yang tidak bagus atau punya gejala-gejala lain terkait hal tersebut,” tanya Junior yang akrab disapa itu kepada para Narasumber

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *