“Pukul Toko”, Ritual Lima Hari Setelah Kematian

  • Whatsapp

Borong, penanusantara.com Yang mati akan ke alam fana, yang hidup akan tetap hidup. Bagi masyarakat Kota Komba bagian Selatan, kabupaten Manggarai Timur, pengakuan bahwa yang mati akan ke alam lain dari yang hidup memiliki kekuatan mistis dan magis. Kupul Toko berarti tulang belulang terkumpul dan tak tercecer.

Rikus Nekong (75), Tetua adat Suku Weru, menggenggam sebuah parang tajam. Ia Duduk persis di depan pintu rumah  menghadap keluar didampingi oleh beberapa tokoh adat lain, menghunuskan parang, mengangkat tinggi, dengan lirih menyampaikan torok (doa adat).

Read More

Dalam doa adat, Rikus menyebut nama anggota keluarga Weru yang meninggal lima hari lalu itu.

Doa tersebut bertujuan agar yang meninggal dan sudah dikuburkan, akan tetap utuh tulang belulangnya bahkan dalam waktu yang lama.

Usai menyampaikan doa adat, Rikus membuat garis melintang melintasi pintu rumah menggunakan ujung parang dilanjutkan dengan menutup pintu rumah secara symbol pertanda hubungan antara yang meninggal dan hidup sudah putus.

Saat doa disampaikan, semua anggota keluarga mesti berada didalam rumah, tak satupun diluar.

“Semua di dalam rumah, saat torok, tidak boleh ada yang bersin dan batuk, atau lewat didepan tua adat. Itu bisa saja akan terjadi ajal atau sial”, ujar  Sergius saat ditemui penanusantara.com (29/07/2017).

Salah seorang tetua adat, Kanis Jalo (60), menyampaikan bahwa ritual ini dilakukan jam 12 malam yang kelima setelah seseorang yang meninggal telah dikuburkan.

Esoknya, rumah duka, akan melakukan aktivitas seperti biasa  harus meyakini bahwa yang meninggal sudah memiliki dunia yang lain dengan yang masih hidup.

Ronis Natom, Pito Atu

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *