Kota Kupang, penanusantara.com – Sekolah Dasar Katolik (SDK) Santo Arnoldus Penfui, dalam upaya meningkatkan karakter siswanya mereka mengutamakan budaya disiplin usai Covid-19 yang juga berdampak pada pembentukan karakter siswa.
Pembentukan karakter lewat budaya disiplin dilakukan karena kurang lebih dua tahun SDK St. Arnoldus Penfui melaksanakan pembelajaran Online sehingga banyak karakter siswa yang mulai memudar.
Kepala sekolah SDK St. Arnoldus Penfui Yohanes Tamo Ama S.Pd menyampaikan, saat awal masuk tatap muka secara normal banyak sekali siswa-siswi yang sepertinya lupa akan sopan santun seperti tidak ucap salam atau permisi saat masuk ruang kelas.
“Siswa malas belajar, tidak tertib dalam kerja tugas dan masuk saja seperti sesuka hati,” ungkap Yohanes saat ditemui di ruang kerjanya
Yohanes mengungkapkan, akibat dari virus Covid-19 sehingga Sekolah harus menutup sementara kegiatan belajar tatap muka dan digantikan dengan pembelajaran online. Hal tersebut menyebabkan karakter siswa banyak yang pudar.
Yohanes juga menjelaskan, budaya yang diutamakan Sekolah Dasar Katolik Santo Arnoldus Penfui yaitu budaya kedisiplinan karena lewat disiplin semua harapan sekolah tercapai.
“Budaya yang kami tonjolkan di SDK St. Arnoldus Penfui adalah budaya kedisiplinan, disiplin dalam segala hal. dengan disiplin otomatis karakter siswa, guru, pegawai akan terbentuk dengan melakukan pembiasaan disiplin diri,” jelas Yohanes.
Setelah berlakunya pembelajaran tatap muka secara normal kegiatan belajar mengajar kembali normal dan kedisiplinan yang kembali dibentuk pada siswa sudah mulai terlihat.
“Dengan kedisiplinan dan pelayanan yang berdasarkan akan semangat Injil sebagai sekolah Kristiani puji Tuhan Karakter siswa sudah kembali lewat sikap dan perilaku siswa yang nampak saat ini sejak mulai dari pembelajaran normal,” ujarnya.
Selain kedisiplinan, SDK St. Arnoldus Penfui juga menerapkan budaya cinta lingkungan dengan cara memilih sampah setiap pagi usai upacara.
“Budaya lain yang kita bangun adalah budaya memilih sampah . setiap hari setelah apel pagi bersama 5 menit sebelum masuk kelas untuk memulai pembelajaran kita wajib memilih sampah di halaman sekolah dan sekitarnya,” kata Yohanes.
Lewat budaya pilih sampah 5 menit setiap pagi maka menujukan kecintaan akan lingkungan serta kesehatan.
“Karena dengan memilih sampah kita menjadi orang yang cinta lingkungan, cinta kebersihan dan tentu mencintai kesehatan dan keselamatan,” tambahnya
Laporan : Frengki Ladi