Atambua, penanusantara.com – Sejak tahun 2005 sampai dengan saat ini, Siswa SDK Sta. Theresia Atambua II tidak saling mengenal antara mereka.
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SDK Sta. Theresia II Atambua, Donatus Talelu, Sabtu (7/1/2023) dihadapan yang Mulia Uskup Agung Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr, Bupati Belu Taolin Agustinus dan Istrinya selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu, Ny. Freny Sumantri Taolin, Wakil Bupati Belu Alo Haleserens dan istrinya yang juga Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu, Ny. Rinawati Br. P Heleserens.
Disampaikan Talelu, kondisi sekolah bahwa, Siswa-siswi SDK Sta. Theresia Atambua II secara tidak langsung dipisahkan antara kelas bawah dan kelas atas.
“Kelas 1 sampai 3 di gedung lama, kelas 4 sampai 6 di gedung baru dan itu sudah terjadi sejak tahun 2005 dan akhirnya mereka kakak merasa tidak punya adik dan adik merasa tidak punya kakak. karena satu lembaga tidak saling mengenal sampai kakak tamat tidak mengenal bahwa ada adik, adik juga naik ke kelas atas juga tidak lihat kakak lagi,” keluhnya.
Selain itu, hal yang sama juga dialami guru-guru bahwa bahwa guru-guru yang berada dikelas bawah hanya dikenal begitu saja dan sebaliknya guru-guru di kelas atas hanya mengenal guru-gurunya saja, tidak saling kenal dan menurut Talelu ini adalah satu persoalan psikologis yang harus atasi.
Pengeluhan yang dihadapi civitas SDK Sta. Theresia Atambua II pun Talelu menyerahkan kepada Bapak yang Mulia Uskup Atambua dan Pemerintah Belu karena ia sendiri sebagai kepala sekolah tidak berdaya seraya berharap lewat doa itu bisa terkabul dan kapan saja lewat semua orang yang memiliki simpati terhadap lembaga ini termaksud alumni.
Diketahui, Dalam Rangka Memperingati Perayaan Hari Anak dan Remaja Misioner se Dunia ke 181, SDK Sta. Theresia II Atambua mendapatkan kepercayaan untuk kunjungan kerja perdana oleh yang Mulia Uskup Agung Atambua bersama tim dari Keuskupan Atambua.
Kunjungan Kerja Perdana itu pun dilakukan Aksi Penghijauan yakni menanam anakan pohon buah dan pohon pelindung.
Mengusung “Belu Hijau, Belu Berbunga”, gerakan menanam ribuan anakan pohon dibeberapa lokasi tersebut, diawali dengan pemberkatan Anakan Pohon oleh Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr.
Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr, mengatakan kegiatan yang di lakukan hari ini merupakan program dari Bapa Suci yakni Laudato Si “Action Platform.
“Vatikan merencanakan Program ini selama 7 tahun, dari tanggal 20 September 2020 sampai dengan 20 September 2026, untuk memperluas jangkauan Ensiklik Paus Fransiskus tentang lingkungan di masa perubahan iklim global,” ungkap Uskup Domi.
Disampaikan Uskup Domi, program dari Keuskupan Atambua sangat banyak, salah satunya adalah Program Pendidikan Plus untuk mengoptimalkan masa pendidikan sebagai masa pencerdasan, keterampilan dan masa produktifitas.
“Tahun ini kita akan berkunjung ke beberapa sekolah di Keuskupan Atambua melalui Program Sekolah Menengah Agama Katolik. Semoga SDK St. Theresia Atambua ini menjadi salah satu sasaran kunjungan,” ucap Uskup Domi dihadapan Bupati Belu bersama jajaran dan seluruh Guru SDK St. Theresia Atambua II.
Uskup Atambua juga menyampaikan Program Belu Berbunga yang digagas Dekranasda Belu sangat bagus untuk Belu Indah. Menurutnya, yang belum ada saat ini adalah Belu Hijau dan Belu Produktif.
“Hijau itu untuk menerjemahkan kering ekonomi dan kering energi. Inilah latar belakang kegiatan Laudato Si Action Platform hari ini. Dalam Sidang KWI diputuskan agar masing-masing Uskup melaksanakan secara lokal di Keuskupan masing-masing,” jelasnya.
Lanjut Uskup, sebanyak 60 ribu anakan Jeruk Kepro pohon sudah tersedia di Gunung Mutis dan ratusan pohon di wilayah Laktutus.
“Pada tanggal 14 Januari mendatang kita akan bawa 1.000 pohon kesana. Kemudian di wilayah Belu yang masih kritis itu di daerah pegunungan pegunungan. Semoga kita semua bergerak kesana untuk memberi perlindungan terhadap sumber-sumber mata air disana. Sementara Laudato Si ini dilakukan untuk menjawab tangisan bumi. Jika alam rusak, hidup kita juga akan rusak,” papar Uskup Atambua Dilansir dari akun facebook prokopimbelu.
Disamping itu, perayaan HAM Sedunia tidak terlepas dari keberadaan Serikat Kerasulan Anak Misioner (Sekami).
“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membuka kegiatan Sekami Keuskupan Atambua. Pada Minggu besok akan dilakukan perayaan misa pembukaan di Gereja Katedral. Puncak Perayaan Jambore Sekami akan berlangsung di Yogyakarta,” tukas Uskup Domi. (*pn)