Selama Sebulan, Ahkirnya Jenasah TKI Asal Sumba Tiba di Kupang

  • Whatsapp
Jenasah TKI Asal Sumba Barat-NTT Lukas Leju Malana saat tiba di RSUD W.Z. Johanes Kupang untuk disemayamkan selama 2 hari, sebelum diantar ke Sumba Barat

Kota Kupang, PenaNusantara.com- Sebulan sudah jenazah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Almahrum Lukas Leju Malana asal Sumba Barat yang berada di Tawau-Malaysia dan ahkirnya pada minggu 23 september 2016 tiba di kupang menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 438, ETD 07.15 dari Jakarta.

Dikatakan Staf Konsultan Republik Indonesia Tawau Malaysia Rustam Sinaga saat  mengantar jenasah Lukas di Rumah Sakit Umum Daerah W.Z Johanes kupang, Lukas meninggal pata tanggal 19 september 2016 dan penyebab kematian, Lukas meninggal secara tiba-tiba.

Read More

“Meninggal tanggal 17 september 2016, almahrum diketahui meninggal secara tiba-tiba,” katanya kepada wartawan

Menurut Sinaga, korban diketahui bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit, dan Lukas sejak pertama datang sebagai TKI secara Legal dan bekerja selama 2 tahun namun Lukas pindah kerja secara ilegal.

“Direkrut pertama seca lega atau sesuai procedure dan bekerja selama 2 tahun setelah itu Lukas pindah kerja secara ilegal,” jelasnya

Soal Ansuransi, disampaikan Sinaga bahwa Ansuransi untuk almahrum ada namun karena pihak keluarga di Tawau meminta agar jenasahnya untuk tidak dioptopsi dan meminta jenasah dikembalikan ke kampung halamannya di Sumba Barat, karena sesuai aturan untuk mendapat almahrum harus diotopsi untuk diketahui penyebab kematian.

Sementara itu, keluarga almahrum yang diketahui adalah seorang anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat Jhon Lado Borakaba mengatakan, Pihaknya mendapat informasi sejak almahrum meninggal.

“Kami ditelpon oleh pengurus TKI bahwa Lukas telah meninggal dunia, sehingga pada waktu itu juga kami tanyakan penyebab kematian dan kami minta untuk tolong dikembalikan jasad almahrum,” ujarnya

Dijelaskan lado, tidak dibenarkan bahwa ada keluarga yang melarang jenasah Lukas tidak diotopsi.

“Seperti yang disampaikan bapak tadi, bahwa ada keluarga yang meminta jenasah untuk tidak diotopsi, sebab tentang procedure Malaysia kami tidak tahu, hanya yang kami bilang tolong jangan dikuburkan anak kami di Malaysia dan kami merasa kesal karena seolah-olah cuci tangan, ketika anak kami sudah meninggal terus bilang ada perintah keluarga bahwa yang melarang untuk tidak melakukan otopsi, sekali lagi saya secara tegas katakana tidak benar itu,” jelasnya

Seperti diketahui jenasah saat ini disemayamkan di RSUD W.Z Johanes selama 2 hari karena tidak mendapat tiket pesawat menuju Sumba Barat. (Pito)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *