Kota Kupang, penanusantara.com – Anggota DPD RI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Angelius Wake Kako menggelar Sosialisasi Empat Pilar kepada puluhan Mahasiwa yang tergabung dalam OKP lokal di NTT.
Sosialiasi empat pilar yang berlangsung di Ball Room Komodo kantor DPD Perwakilan NTT, Jumat, 22 November 2019 diawali dengan penyerahan buku-buku materi oleh Senator Angelius Wake Kako kepada perwakilan peserta.
Moderator kegiatan Damasus Ĺodolaleng, dalam pengantarnya menyampaikan terima kasih kepada segenap OKP Lokal yang sudah hadir pada acara sosialisasi tersebut.
Dalam materi yang disampaikan, Angelo menyebut bahwa pemahaman-pemahan anak-anak Indonesia terhadap nilai-nilai kebangsaan begitu memudar secara konteks nasional.
“Saya bersyukur karena lahir di NTT yang begitu getol dengan budaya kita sebagai orang NTT yang selalu hidup berdampingan antara satu dengan yang lain tanpa mempedulikan perbedaan yang terjadi di antara kita” ujarnya.
Senator 29 tahun ini mengaku bahwa situasi yang dialami di Jakarta, orang begitu gampang membedakan satu dengan yang lain hanya karena warna kulit, berbeda suku, berbeda agama dan lainnya.
Perbedaan-perbedaan itu, dijelaskan pria kelahiran Ende ini bahwa perbedaan itu yang dimanfaatkan sekelompok orang untuk kepentingan politiknya atau bisa saja di desain untuk mencerai bangsa ini.
“Kita satu agama pun kadang-kadang masih beda pemahaman soal ayat, satu agama bisa saja beda organisasi, sudah satu organisasi pun berbeda soal cara pandang,” tegasnya.
Untuk itu, para Mahasiwa diharapkan akan memiliki karakter kebangsaan yang mengandung nilai pancasila. Sebab, bila tak mempunyai karakter berlandas pancasila, maka generasi muda tak bisa diandalkan.
Usai menyampaikan sosialisasi, Angelo ditemui wartawan, ditanya soal maraknya Radikalisme yang terjadi, menurutnya, NTT sendiri memiliki nilai tradisi budaya yang sebenarnya sudah menjadi kekuatan utama.
“Kearifan-kearifan Lokal ini harus di pakai oleh seluruh elemen NTT harus menjaga agar virus ini tidak bisa masuk ke NTT dengan kekuatan yang ada di antara kita,” ucapnya.
Untuk itu, Angelo menegaskan bahwa hal yang paling penting adalah Pancasila itu lahir di NTT sehingga orang NTT harus menjadi orang pertama yang palang pintu terdepan untuk menjaga ideologi pancasila.
Dirinya juga meyakinkan bahwa saat ini anak muda lah yang harus dijaga karena mereka lah yang meneruskan masa depan ini. Ia menepis bahwa bukan mengabaikan generasi tua tetapi anak muda punya kesempatan untuk mengurus, mengatur Negara ini jauh lebih panjang dari pada generasi tua.
“Hari ini kita harus sadar bahwa kita mempertontonkan diskusi di ruang publik yang mencederai antara satu dengan yang lain yang dilakukan oleh generasi tua,” jelas mantan Ketua DPP PMKRI ini.
Ia berharap, Anak muda harus tampil sebagai pelopor membawa nilai baru yang menyajikan kesejukan, kedamaian di ruang publik sehingga elemen anak muda menjadi penting.
Ade Racel