Atambua, penanusantara.com – Koperasi Kredit (Kopdit) Swasti Sari Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar kegiatan Pra Rat ke – 31 Tahun Buku 2019.
Dengan mengusung tema “Membangun Kemandirian Anggota Melalui Pelayanan KSP Swasti Sari”, kegiatan berlangsung di Hotel Graha Kirani Atambua, Sabtu, 11 Januari 2020.
Kegiatan ini dihadiri Bupati Belu – Willybrodus Lay, SH, Kepala Dinas (Kadis) Koperasi dan UMKM Kabupaten Belu Hasan Mukin, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Belu Januaria Nona Alo, pengurus dan pengawas Kopdit Swasti Sari Kupang dan Cabang Atambua. Kehadiran Bupati dan rombongan di sambut tarian likurai mengantar mereka ke dalam ruangan RAT.
Pra RAT ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kinerja pengurus dan pengawas tahun buku 2019, memberi usul saran dan pertimbangan terhadap rancangan program dan rencana anggaran tahun buku 2020, mengesahkan laporan kinerja pengurus dan pengawas tahun buku 2019 dan menerima rencana kerja dan rencana anggaran tahun buku 2020 serta memilih pengurus dan pengawas baru periode 2020 – 2022.
Pengurus Kopdit Swasti Sari Petronela Fai Naben menjelaskan Pra Rat yang digelar tahun ini merupakan Pra Rat ke – 31 dan Rapat Tingkat Nasional ke – 2 di 22 cabang yang tersebar di NTT dengan jumlah anggota mencapai Lima Puluh Empat Ribu lebih dengan aset Tujuh Ratus Miliard lebih.
Karena itu, tahun ini, pihaknya menargetkan akan membuka lagi dua Kantor Kopdit di dua Provinsi, yakni Surabaya dan Lombok.
“Saya harap, melalui Pra Rat ini anggota semakin percaya bahwa kehadiran Swasti Sari bukan koperasi abal-abal, tetapi koperasi yang betul-betul ingin mensejahterakan anggota. Dan tahun ini fokus kami adalah usaha produktif dan sektor rill,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Belu Willy Lay saat membuka kegiatan meminta kepada seluruh anggota untuk lebih banyak menyimpan dari pada meminjam seiring meningkatnya jumlah anggota Kopdit.
Menurut Politisi Demokrat ini, semakin banyak memimjam tentunya sangat menguntungkan koperasi, akan tetapi bagi masyarakat masih tergantung dari besarnya pinjaman. Karena itu perlu dilakukan berbagai terobosan untuk mengembangkan usaha dalam memperkuat ekonomi rumah tangga. (*/komimfo belu)