Atambua, penanusantara.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu menyebutkan, kasus kematian akibat HIV/AIDS dari tahun 2013 hingga 2019 mencapai 72 orang.
Sementara untuk tahun 2019, Zaik menjelaskan, pada bulan Januari-November terdapat 86 kasus HIV/AIDS, yang meninggal 5 orang.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, kasus kematian akibat HIV/AIDS total ada 72 orang.
“Ini data kita sebelum pemekaran Kabupaten Malaka ada 242 orang yang meninggal, tapi setelah pemekaran hanya 72 orang saja di Kabupaten Belu,” demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Theresia Saik, Rabu (4/12/2019) seperti dilansir timor daily.com
Kematian akibat HIV/AIDS di Kabupaten Belu yang berjumlah 72 orang tersebut, kata Saik, merupakan akumalasi dari tahun 2013 sampai 2019, setelah adanya pemekaran Kabupaten Malaka di tahun 2012. “Kasus kematian akibat HIV/AIDS ini akumulasi 2013 dan 2019 saat Malaka sudah mekar tahun 2012,”jelasnya
Sebelum adanya pemekaran Kabupaten Malaka, Saik mengatakan jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 2004 mampai saat ini 2019 ada 1254 kasus HIV dengan jumlah kematiannya 242 orang. “Kalau data dari 2004 sampai saat ini sebelum pemekaran ada 1254 kasus dan yang meninggal ada 242 orang,” tutur saik.
Oleh karena itu, menurutnya Dinkes Kabupaten Belu terus berupaya untuk menekan kasus HIV/AIDS, dengan melalukan pelayanan keliling untuk pengambilan darah di masyarakat dan pemeriksaan terhadap bbu-ibu hamil.
“Yang sementara kita lakukan, ya pelayanan keliling untuk pengambilan darah di masyarakat dan kalau untuk ibu hamil kita wajib memeriksa bersamaan juga dengan penyakit lainnya seperti hepatitis dan penyakit lainnya,” ujarnya.
Dan untuk saat ini akui Saik, Dinkes Kabupaten Belu masih mengalami kendala akibat dari belum adanya kesadaran masyarakat untuk memeriksa diri di puskesmas-puskesmas terdekat. “Kendala kita hanya kesadaran masyarakat yang tidak ada soal pentingnya memeriksa kesehatan diri,” tutupnya. (td/pito)
Ket Foto : Vox NTT