Tanggap Cepat, Pemda Belu Rakor Pencegahaan DBD, Status Masih Endemis Tinggi

  • Whatsapp

Atambua, penanusantara.com – Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Rapat Kordinasi (Rakor) terkait demam berdarah dengue (DBD) menyusul peningkatan signifikan prevalensi penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu sepanjang Januari 2020.

Pada Rapat Kordinasi yang dipimpin Wakil Bupati Belu Ose Luan, masing-masing peserta rapat diberi kesempatan untuk menyampaikan permasalahaan DBD yang dihadapi.

Read More

Seperti halnya yang disampaikan Camat Nanaet Dubesi Michael Bria bahwa Permasalahaan kasus DBD sebenarnya sudah terjadi seperti tahun-tahun yang lalu dan khusus kecamatan Nanaet Dubesi bebas nyamuk.

“Tahun-tahun yang lalu sebenarnya sudah ada, sehingga ke depan diharapkan pimpinan OPD untuk bertugas di desa-desa mengawasi kebersihan,” ujar Camat di aula gedung Betelelenok, Jumat, 06 Maret 2020 pagi.

Sementara itu, Ose Luan dalam rapat itu mengatakan bahwa kebersihan lingkungan menjadi sesuatu yang utama.

“Kita ini kan lupa ada kewaspadaan-kewasapadaan diri,” katanya.

Untuk itu, Ose langsung memberikan instruksi kepada seluruh OPD lingkup Pemkab Belu, masing-masing diberikan tugas dan tanggungjawab saling berkordinasi untuk malakukan tindakan kebersihan.

Sementara itu, Bupati Belu Willy Lay mengatakan bahwa status DBD di Kabupaten Belu masih Endemis Tinggi, sehingga salah satu pencegahaan yang dilakukan adalah fogging.

“Salah satu pencegahaan adalah fogging serta pembagian Abate.

Namun menurut Willy Lay, stok Abate di Kabupaten Belu mengalami kekurangan.

“Sesuai laporan, stok Abate di Dinas Kesehatan Provinsi NTT juga habis sehingga dirinya meminta bantuan stok Abate dari Pemerintah Kota Kupang,” paparnya.

Menutupi kekurangan yang ada, Pemkot Kupang memberikan 5 galon abate.

“Saya sudah minta bantuan di Pemerintah Kota Kupang, kita dapat 5 galon stok Abate,” ujar Willy.

Hal lain dijelaskan politisi Partai Demokrat ini bahwa dirinya memerintahkan kepada seluruh Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Belu baik yang baru bangun dan perbaiki agar segera di pakai.

“Saya perintahkan rumah sakit yang baru bangun segera dipakai, tempat tidur kurang, pinjam tempat tidur untuk baring walaupun di lorong-lorong juga sekarang juga banyak, meskipun gedung belum serah terima tetapi kita harus pakai,” tegasnya.

Sementara itu sebelumnya, Kadis Kesehatan Kabupaten Belu, dr. Joice Manek mengatakan, kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Belu sejak Januari hingga Februari tercatat 250 kasus.

Terhadap penyebaran kasus DBD tersebut kata Kadis Joice, Kabupaten Belu masih menjadi kategori daerah dengan endemis tinggi DBD.

“Sampai dengan hari ini, data yang masuk ada 250 kasus, Jadi sampai dengan hari ini dikatakan endemis tinggi, belum KLB,” kata Kadis Joice

Ade Racel

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *