Atambua, penanusantara.com – Sedikit bicara banyak bekerja adalah lebih baik buktikan dalam hal pekerjaan dari pada terlalu banyak berbicara; orang yang mapan dalam melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak banyak bicara.
Arti peribahasa itu dapat kita sematkan pada sosok Willy Lay. Willy Lay merupakan Bupati Belu periode 2015-2020.
Semenjak Memimpin Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste itu, semakin banyak pencapaian yang diraih Willy Lay yang berpasangan dengan JT Ose Luan sebagai wakil Bupati karena keduanya fokus untuk melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat kepada masyarakat.
Sosok Willy Lay jarang membanggakan diri sendiri di depan orang lain bukannya memberi keuntungan. Malah hal tersebut bisa bikin waktunya tersita. Salah-salah justru orang lain hanya akan melihatnya sebagai pribadi yang suka pamer. Lain cerita kalau ia bersikap rendah hati sekaligus tetap berusaha keras mengejar tujuan hidup. Dengan sendirinya, orang lain akan berdecak kagum melihat sosoknya, itulah Willy Lay.
Berikut Beberapa Fakta yang dilakukan Willy Lay-JT. Ose Luan semasa mejabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Belu periode 2015-2020.
Bukit Fulan Fehan
Fulan Fehan merupakan sebuah daerah wisata yang terletak di lembah di kaki Gunung Lakaan dengan sabana yang sangat luas. Lembah ini berada di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai lokasi itu, pengunjung harus menempuh perjalanan kurang lebih 26 km dari Kota Atambua, ibu kota dari Kabupaten Belu.
Potensi yang dimiliki lembah Fulan Fehan adalah banyak terdapat kuda yang bebas berkeliaran, pohon kaktus yang tumbuh subur dan hamparan padang sabana yang luas tak terjangkau oleh mata. Selain itu tak jauh dari lembah ini ada beberapa obyek bersejarah dan tak kalah menariknya seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh dipuncak bukit makes dan masih banyak lainnya.
Menarik wisatawan untuk berdatangan ke Bukit Fulan Fehan itu, Willy Lay menggelar Festival Fulan Fehan menjadi salah satu ajang wisata budaya. Festival ini kini menjadi daya tarik pengunjung dari berbagai daerah, namun sayang beberapa tahun terakhir Festival Fulan Fehan tidak lagi diselenggaran akibat wabah covid-19, dan usai covid Festival Fulan Fehan saat ini ditiadakan oleh Pemerintah Kabupaten Belu saat ini.
Bahkan Menteri pariwisata Arief Yahya yang hadir sekaligus membuka dengan resmi FFF pada tahun 2018 lalu menjelaskan bahwa, kegiatan Festival Fulan Fehan ini memiliki daya tarik tersendiri dengan suasana alamnya yang indah. Dan Festival Fulan Fehan dapat memperkenalkan kepada dunia luar bahwa bukit Fulan Fehan merupakan tempat wisata yang sangat menarik dengan keunikan tersendiri, hal ini dapat menarik para wisatawan dari dalam daerah maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia khususnya ke Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Belu.
Menteri pariwisata saat itu menghimbau kepada Gubernur, Bupati dan Walikota agar harus berkomitmen, terus menjaga dan melestarikan kebudayaan dan tempat-tempat wisata di daerahnya masing-masing agar tetap lestari dan terpelihara dengan baik. Menteri pariwisata kembali menjelaskan festival ini (FFF, red) harus berkelanjutan dan merupakan kalender tetap tahunan.
Upaya mempromosikan Fulan Fehan yang dilakukan pada masa kepemimpinan Willybrodus Lay-JT. Ose Luan sebagai Bupati dan Wabup Belu periode lalu, membuahkan cerita manis.
Fulan Fehan yang diangkat ke permukaan dan dipromosi dengan Festival Fulan Fehan dinilai sebagai tempat wisata dataran tinggi terpopuler di Indonesia.
Fulan Fehan terpilih sebagai wisata alam terbaik dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021 yang digelar di Labuan Bajo, Kamis (20/5/2021) lalu.
Fulan Fehan dalam API 2021 itu menyisihkan dua tempat wisata dataran tinggi masing-masing, Puncak Tempurung Garden, Kabupaten Surolangon pada tempat kedua dan Bukit Bukit Holbung, Kabupaten Samosir pada tempat ketiga.
Penghargaan API 2021 itu diterima Bupati Belu, Taolin Agustinus.
Tarian Likurai Masuk Rekor Dunia
Dilansir dari tagar.id, Tarian Likurai Menampilkan 6.000 penari pelajar dari tiga kabupaten perbatasan di Pulau Timor dan pelajar dari Timor Leste, Tarian Lukurai ditetapkan masuk dalam rekor dunia oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) di puncak bukit Fulan Fehan, Kabupaten Belu.
Tarian Likurai adalah sebuah tarian perang khas dari masyarakat Pulau Timor khususnya di Kabupaten Belu yang menceritakan perjuangan masyarakat setempat mengusir penjajah saat zaman penjajahan.
MURI waktu itu juga mengapresiasi Pemda Belu yang tetap mempertahankan budaya asli masyarakat setempat dengan menggelar tarian tersebut dengan koreografernya adalah Eko Supriyanto.
Mereka berharap agar setiap masyarakat di daerah manapun bisa menjaga dan melestarikan kebudayaannya dan tetap mewariskan secara turun temurun kepada anak cucu mereka.
Koreografer tarian Likurai Eko Supriyanto mengaku kaget dengan rekor dunia yang diberikan MURI kepada tarian yang dibentuknya dengan menghadirkan 6.000 penari tersebut.
Mal Pelayanan Publik Timor Atambua
Kabupaten Belu merupakan daerah yang memiliki pelayanan publik terbaik di NTT.
Sesuai data yang dihimpun media ini, Pemerintah Kabupaten Belu dibawah kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay dan Wakil Bupati JT Ose Luan saat itu bekerja keras memberikan pelayanan publik yang berstandar.
Mal atau Plaza Pelayanan Publik Atambua ini merupakan karya pembangunan monumental di masa kepemimpin Bupati Willybrodus Lay-J.T Ose Luan.
Inovasi baru yang dicita-citakan pemerintah kala itu dan masyarakat Belu itu diimplementasi secara serius oleh pemerintah dengan membangun Plaza Pelayanan Publik Timor Atambua di gedung lama Kantor Bupati Belu, tepatnya di samping Gedung DPRD Belu.
Plaza Pelayanan Publik Timor Atambua sudah mengintegrasikan perizinan maupun non perizinan publik di Belu dengan sejumlah organisasi perangkat daerah dan instansi vertikal lainnya.
Prestasi ini juga mengangkat nama pemerintah Kabupaten Belu dan juga pemerintah Provinsi NTT di tingkat nasional. untuk itu, prestasi ini tetap dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan.
Bahkan Peresmian Mal Pelayanan Publik Timor Atambua oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Aswar Anas.
Menteri PAN-RB, Abdullah Aswar Anas dalam sambutannya mengatakan Presiden Joko Widodo sangat perhatian serius daerah perbatasan. Karena itu, dirinya memilih datang ke Belu.
Disebutkan, Mal Pelayanan Publik Timor Atambua, merupakan yang pertama di NTT. Untuk Indonesia, Banyuwangi yang menjadi pertama.
Patung Bunda Maria Teluk Gurita
Salah satu Patung Bunda Maria yang berada di Teluk Gurita, Desa Dualaus, Kecamatan kakuluk mesak, Kabupaten Belu, merupakan sebuah objek wisata bagi masyarakat Kabupaten Belu.
Selain menjadi tempat berdoa bagi umat Katolik, Patung Bunda Maria ini juga merupakan salah satu obyek wisata bagi Masyarakat Atambua Belu, Nusa Tenggara Timur.
Patung Bunda Maria ini di bangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belu dan kemudian menjadi tempat wisata yang cukup populer ditengah masyarakat Kabupaten Belu.
Daya tarik utama dari patung Bunda Maria yaitu bentuknya yang unik dan khas dengan memiliki rekor sebagai patung bunda Maria yang tertinggi di Atambua Belu, Nusa Tenggara Timur. Para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini kadang menyempatkan waktu untuk berdoa.
Wisatawan yang berkunjung bukan hanya dari daerah Belu saja melainkan dari luar daerah belu, seperti Kupang, TTU, TTS, Malaka bahkan negara tetangga Timor leste Untuk melihat secara dekat patung Bunda Maria kebanggaan umat Katolik Belu.
Namun kondisi objek wisata religi Patung Bunda Maria, tidak terurus dan memprihatinkan.
Hal tersebut menjadi sebuah ironi mengingat kabupaten belu merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Nasib objek wisata religi Patung Bunda Maria Segala Bangsa ini memang sangat mengenaskan. Padahal jika melihat lokasinya sangat mudah diakses karena tidak jauh dari Kota Atambua atau sekitar 20 kilometer dari Atambua.
Pantaun media ini, Jumat (2/9/2022) lalu, Lokasi taman doa ini belum rampung dikerjakan. Bagian pelataran dan jalan masuk masih kondisi tanah.
Lokasi wisata itu pun masih ditutupi oleh seng sehingga pengunjung tak bisa masuk area lokasi.
Diketahui, Pemerintah belum resmi membuka tempat wisata bagi publik. Namun, warga sudah mulai mengunjungi tempat ini sejak tahun 2020 setelah patung selesai dibiangun.
Warga yang mengunjungi tempat ini selain tertarik dengan patung Bunda Maria yang unik juga dengan panorama sekitar yang menarik dan indah.
Bila berdiri di atas bukit, kita bisa melihat keindahan alam sekitar, ke arah laut atau ke gunung yang penuh dengan pohon-pohon nanti hijau.
Keindahan alam sekitar yang menambah daya tarik tempat wisata tersebut bagi pengunjung. Hampir setiap hari warga mengunjungi lokasi Patung unda Maria.
Plt. Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Belu Geradus Mbulu ketika diminta konfirmasinya, Sabtu (3/9/2022) lalu mengatakan wisata religi PBM di teluk gurita memang pembangunannya sampai saat ini belum rampung, masih ada beberapa bagian yang belum diselesaikan.
“Sementara ini sebetulnya belum bisa dibuka untuk umun, namun karena banyaknya pengunjung ada petugas mengijinkan untuk masuk ke lokasi,” katanya melalui pesan whatsapp.
Ditanya soal alasan pembangunannya sampai saat ini belum rampung, dikatakan Geradus Mbulu bahwa sampai saat ini dana untuk pembangunan lanjutan belum dialokasikan.
“Untuk sementara dana untuk pembangunan lanjutan belum dialokasikan,” jawab Geradus Mbulu.
Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian
Pemkab Belu berhasil meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dua tahun berturut-turut dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI tahun 2018 dan 2019.
Opini WTP yang diraih merupakan bukti dari program reformasi birokrasi dan tata kelola keuangan daerah yang digaungkan Willy Lay dan Ose Luan pada saat suksesi periode pertama 2015 lalu.
Dari dua kali memperoleh Opini WTP dari BPK, Pemkab Belu diberi dana insentif daerah sebesar Rp 43 miliar setiap tahun, kemudian dana ini dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan bidang pendidikan dan bidang kesehatan di kabupaten Belu.
Prestasi Willy Lay dan JT. Ose Luan pun mebawah hasil, meskipun tidak terpilih lagi pada Pilkada tahun 2020, selepas jabatan mereka beberapa bulan kemudian, dimasa kepemimpinan Bupati Belu Agus Taolin dan Wakil Bupati Alo Haleserens, Pemerintah Kabupaten Belu kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPD Pemda Belu tahun anggaran 2020, yang tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Perwakilan NTT.
Hadirnya Kampus UNHAN Mben Boi di Belu
Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subiyanto berulang kali mengucapkan terima kasih atas jasa mantan Bupati Belu periode 2015 – 2020, Willybrodus Lay Untuk Pembangunan kampus Universitas Pertahanan Mben Boi di Belu.
Ucapan terima kasih Menhan Prabowo tersebut disampaikan dalam sambutannya dihadapan Presiden Jokowi Widodo dan seluruh tamu yang hadir dalam acara peresmian Kampus Universitas Pertahanan Mben Boi, Kamis 24 Maret 2022.
Prabowo dalam kesempatan itu mengatakan bahwa mantan Bupati Belu Willy Lay telah berjasa dalam menyerahkan lahan puluhan hektar untuk pembangunan kampus Unhan Mben Boi di Kabupaten Belu.
Dilansir dari rajawalinews.com, Bupati Belu periode 2015-2020 Itu mengatakan bahwa pada rencana pembangunan kampus Unhan bertepatan saat dirinya menjabat sebagai Bupati Belu dan sesuai visi misi program pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Belu yang memang sedang diupayakan.
Belu Pengelola PAUD Terbaik di Indonesia
Pemerintah pusat menilai Pemkab Belu sukses menjalankan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terbaik di Indonesia.
Bupati Belu periode 2015-2020, Wilybrodus Lay waktu itu telah menerima penghargaan di Jakarta, Senin (20/11/2017) dilansir Pos Kupang.
Dalam keterangan saat itu, Bupati Willy tampak gembira atas prestasi ini.
Penilaian itu kata Bupati Willy juga menjadi pemicu dan pendorong untuk membenahi beberapa hal, antara lain segera membangun PAUD di semua dusun.
Karena itu pada tiap dusun akan dibangun sebuah lopo sebagai tempat belajar bagi anak PAUD. Bangunan lopo yang dalam bahasa Belu disebut Klebur itu selain untuk PAUD juga untuk kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan.
Jadi bangunan itu punya multi fungsi. Misalnya, untuk tempat pertemuan masyarakat dusun juga untuk ibu-ibu yang hendak menenun.
Katanya, tugas masyarakat membangun dengan bahan-bahan lokal. Sedangkan pemerintah mensuport dengan bahan-bahan non lokal seperti semen dan paku.
Selain pencapaian tersebut,masih banyak prestasi yang diraih Willy Lay dan Ose Luan selama lima tahun memimpin Kabupaten Belu. Namun demikian, jelas pemimpin yang dikenal rendah hati ini, apa yang dilakukan dirinya bersama JT. Ose Luan tidak perlu untuk diumbar, biarkan masyarakat yang merasakan apa yang dihasilkan kedua pemimpin itu.
Capaian-capaian yang di lakukan Willy Lay dan JT. Ose Luan semenjak memimpin saat itu sumber anggaran bukan dari Pinjaman Daerah.
Untuk membangun Kabupaten Belu, selain APBD, masih ada banyak program dan anggaran di tingkat Kementerian. Apalagi Presiden Jokowi punya Perhatian dan Kepedulian luar biasa bagi NTT, termasuk Kabupaten Belu. (pn)