Sekolah Direhab Siswa SDI Oesapa Belajar Tatap Muka 2 jam Sehari

  • Whatsapp
Guru-guru menggunakan teras sebagai ruang kerja dan les tambahan di Jam istirahat.

Kota Kupang, penanusantara.com – Siswa-Siswi Sekolah Dasar Inpres (SDI) Oesapa yang berada di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaksanakan belajar tatap muka 2 jam sehari saja selebihnya mandiri dan Online. Akibat sekolah yang saat ini masih dalam proses pembangunan dan rehab ulang.

Sekolah mengambil kebijakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dua jam secara tatap muka di ruang kelas.

Read More

Awal Maret ketika Sekolah mendapat bantuan ruang kelas dan rehab gedung dari Kementerian PUPR, Sekolah berdiskusi bersama orang tua murid dan mendapat hasil akhir siswanya di beri les atau KBM di tiap titik-titik yang merupakan rumah dan teras orang tua murid yang memberikan ruang.

“Mereka memilih belajar di titik-titik yang orang tua siapkan dengan catatan dalam satu kelompok itu terdiri dari 5 atau 6 orang anak atau setengah bagian dari jumlah anak di kelas tersebut,” ujar Rada Peda, S.Pd selaku kepala Sekolah saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (4/11/2022).

Sedangkan anak kelas 1 dan 6 tetap belajar di ruang kelas karena merupakan prioritas sekolah sehingga diberi perhatian khusus.

“Jadi kami utamakan kelas 1 dan kelas 6 mereka ada di kelas tapi pake shif per hari itu dua jam KBM tatap muka,” kata Rada.

Kelas satu diutamakan karena mereka berasal dari rumah dan belum mengenal huruf sama sekali sedangkan kelas enam merupakan kelas ujian. Sehingga para guru bisa menjangkau mereka di ruangan dan mengontrol dengan baik.

Saat ini, seluruh siswa bisa belajar di kelas tiap dua jam sehari dan dibagi per shit belajar sesuai kelas. Siswa hanya menerima pelajaran selama dua jam secara tatap muka bersama guru-guru di kelas.

Rada juga menjelaskan, dua bulan yang lalu mereka meminjam gedung yang ada di sekitar sekolah untuk digunakan sebagai ruang belajar siswa, dan kini ruang tersebut digunakan secara bergantian.

Selain itu, Rada mengatakan, dirinya mewajibkan semu guru wali kelas memberi les tambahan khusus bagi siswa-siswi yang belum bisa baca tulis, dampak dari Covid-19.

Siswa yang diberi les tambahan tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil mulai dari yang belum bisa baca, belum bisa tulis, dan belum mengenal huruf. Sehingga setelah dua jam belajar di kelas siswa tersebut diberi les khusus di teras kelas.

Laporan : Frengki Ladi

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *